Kumparan Master Class Batch 3

Produk Bisnis Mirip dengan Kompetitor? Bos Lemonilo Beri Solusinya

30 September 2022 9:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kumparan Master Class Batch 3 bersama Co-Founder Lemonilo Johannes Ardiant. Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kumparan Master Class Batch 3 bersama Co-Founder Lemonilo Johannes Ardiant. Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
ADVERTISEMENT
Persaingan bisnis mi instan menjadi kompetitif, dengan munculnya banyak merek di pasaran. Hal ini membuat Johannes Ardiant selaku Co-Founder Lemonilo menawarkan solusi mi instan yang lebih sehat.
ADVERTISEMENT
Johannes menyebut kompetitor Lemonilo adalah perusahaan raksasa. Meski demikian, ia tetap percaya produk Lemonilo lebih unggul dibandingkan kompetitor.
“Kalau produknya mirip-mirip semua dan sifatnya komoditas, itu tidak baik karena tak ada diferensiasi. Pelaku usaha harus bisa melihat produk apa yang bisa membedakan,” kata Johannes dalam kumparan Master Class Batch 3, Kamis (29/9).
Apabila tidak ada perbedaan produk, Johannes menyarankan tempatnya yang menjadi keunggulan bisnis. Tempat pelaku usaha inilah yang bisa menggaet konsumen untuk mau membeli produk.
Semua produk makanan atau kecantikan yang dijual di Lemonilo telah melalui proses kurasi ketat untuk memastikan tidak ada kandungan bahan kimia berbahaya Foto: IG: @lemonilo
Johannes mencontohkan, nilai tambah Starbucks adalah lebih menjual tempat ketimbang produknya, sehingga pengunjung nyaman di lokasinya dengan membeli makanan dan minuman.
“Makanan dan minuman dibanding kafe, harganya lebih mahal, tetapi unique value proposition dari Starbucks adalah tempatnya. Pelaku usaha perlu melihat pasar dan kompetitornya siapa, dan kebutuhan orang-orang seperti apa,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Bagi pelaku usaha, produk yang dijual ke masyarakat harus mempunyai keunggulan tertentu dibanding kompetitor lain. Saat menjalani trial and error, Johannes tidak menyangka produk yang laku di masyarakat adalah mi instan.
“Ide pertama kami beda banget. Banyak trial and error, sebagian besar berliku-liku, dan pernah bangkrut,” kata Johannes.
Saat membangun bisnis, kesalahan yang dihadapi Tim Lemonilo adalah langsung menghabiskan pendanaan dari modal ventura. Johannes menilai alangkah lebih baik jika timnya menghemat pengeluaran.
"Kami pernah bangkrut dan jatuh, kalau punya investor cukup rewel adalah disyukuri. Di sisi lain, investor benar-benar peduli dan membantu menjaga dari sisi pengeluaran per bulan," sambungnya.
****
Festival UMKM kumparan hadir kembali! Nantikan keseruannya di tanggal 25 - 27 Oktober 2022
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten