news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Produksi Batu Bara Adaro Minerals (ADMR) Tembus 3,37 Juta Ton di 2022

16 Februari 2023 9:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Adaro Minerals. Foto: Adaro Minerals
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Adaro Minerals. Foto: Adaro Minerals
ADVERTISEMENT
Anak usaha PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) melaporkan kinerja operasional yang memuaskan selama 2022. Hal itu ditunjukkan dari produksi batu bara ADMR di tahun lalu sebesar 3,37 juta ton atau naik 47 persen secara tahunan (yoy).
ADVERTISEMENT
ADMR mencatat, pencapaian tersebut melampaui target perusahaan di tahun lalu yang ditetapkan sebesar 2,8 - 3,3 juta ton, walaupun harus menghadapi kondisi cuaca yang tidak normal.
Tingginya operasional ADMR ini tak terlepas dari sejak dimulainya operasi pada konsesi PT Maruwai Coal pada tahun 2019, ADMR dapat meningkatkan produksi dan penjualan secara konsisten.
“Di tahun lalu, ADMR mencatatkan volume penjualan batu bara mencapai 3,2 juta ton atau naik 39 persen dari 2,3 juta ton di 2021,” tulis manajemen dalam laporannya seperti dikutip, Kamis (16/2).
Perusahaan juga menjual 85 persen batu baranya ke tiga negara, yakni Jepang, China dan India. Perusahaan berencana memasuki pasar-pasar baru pada tahun 2023 serta meningkatkan volume penjualan ke pasar domestik. Untuk di tahun ini, perusahaan menargetkan penjualan ada di kisaran 3,8 - 4,3 juta ton.
ADVERTISEMENT
ADMR mencatat volume pengupasan lapisan penutup sebesar 8,32 Mbcm sepanjang 2022 atau naik 62 persen yoy. Hal ini mendorong peningkatan nisbah kupas menjadi 2,47x di tahun lalu atau naik 10 persen dari 2,24x di 2021.

Targetkan Belanja Modal Rp 1,36 Triliun di 2023

Kegiatan penambangan batubara pada perusahaan penambangan batubara di PT. Adaro Energi. Foto: Masmikha/Shutterstock
Perusahan juga mengumumkan di 2023 ini menganggarkan belanja modal sekitar USD 70-90 juta atau setara Rp 1,36 triliun (dengan asumsi kurs Rp 15.206 per dolar AS) untuk segmen batu bara metalurgi.
“Anggaran belanja modal ini belum termasuk belanja modal untuk smelter aluminium. Perusahaan memperkirakan pencapaian financial close proyek ini pada semester I 2023, dan akan membuat pengumuman lebih lanjut mengenai porsi ekuitas di kemudian hari,” tambah perusahaan.
Adapun ADMR, melalui PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI) aktif di industri hilir mineral di Indonesia. Pada tanggal 20 Desember 2022, KAI menandatangani Perjanjian Penyertaan Saham Bersyarat dengan Aumay Mining Pte. Ltd. (Aumay) dan PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA), yang mana menurut perjanjian tersebut, kepemilikan KAI akan meliputi ADMR 65 persen (melalui perusahaan anaknya), Aumay 22,5 persen, dan CITA 12,5 persen.
ADVERTISEMENT
Perolehan dari transaksi ini akan digunakan untuk mengembangkan smelter aluminium KAI yang akan menjadi proyek pertama kawasan industri hijau di Kalimantan Utara.
Fase 1 smelter aluminium ini akan memproduksi 500.000 ton aluminium per tahun. Konstruksi jeti, persiapan lahan, serta infrastruktur pendukung lainnya untuk smelter aluminium ini telah dimulai, dan fase pertama proyek ini diperkirakan akan rampung pada semester pertama tahun 2025 karena konstruksi diperkirakan akan memakan waktu sekitar 24 bulan.