Produksi Gas Lapangan Jangkrik Capai 670 MMSCFD, Jauh Lampaui Target

22 Juli 2018 16:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal FPU Jangkrik Siap Beroperasi (Foto: Agung Rajasa/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Kapal FPU Jangkrik Siap Beroperasi (Foto: Agung Rajasa/Antara)
ADVERTISEMENT
Lapangan Jangkrik di Wilayah Kerja Muara Bakau telah mulai berproduksi sejak Mei 2017. Produksi gas dari proyek yang berlokasi di Selat Makassar ini sekarang telah mencapai 670 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) atau 154 persen dari target.
ADVERTISEMENT
Awalnya proyek Lapangan Jangkrik direncanakan hanya memproduksi gas sebanyak 435 MMSCFD. Tak hanya di atas target, Lapangan Jangkrik juga mulai berproduksi (onstream) 6 lebih cepat dari yang dijadwalkan.
Selain gas, lapangan yang dioperasikan oleh Eni, perusahaan migas asal Italia, ini juga menghasilkan kondensat sebesar 3.200 barel per hari (BCPD).
Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Amien Sunaryadi, memuji keberhasilan Eni menggenjot produksi gas di Lapangan Jangkrik.
"Per 30 Juni 2018 Lapangan Jangkrik berhasil mencapai produksi 670 MMSCFD atau sebesar 154% dari rencana semula yang 435 MMSCFD. Prestasi yang sangat bagus," kata Amien melalui pesan singkat kepada kumparan, Minggu (22/7).
Gas dari lapangan laut dalam ini disalurkan ke Kilang LNG Badak di Bontang, Kalimantan Timur. "50 persennya digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri," ucap Amien.
ADVERTISEMENT
Nilai investasi pengembangan Lapangan Jangkrik mencapai USD 3,77 miliar alias Rp 53,9 triliun (kurs Rp 14.300) untuk biaya modal (capex) dan USD 1,36 miliar atau Rp 19,44 triliun untuk biaya operasi (opex). Investasi tersebut termasuk yang digunakan untuk membangun fasilitas produksi sebesar USD 2,6 miliar atau Rp 37,18 triliun.
"Langkah nyata untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa," tegas Amien.
Blok Muara Bakau terletak di lepas pantai (offshore) Kutei Basin, 70 kilometer (km) dari garis pantai Kalimantan Timur. Cadangan gas di Lapangan Jangkrik ditemukan pertama kali pada 2009.
Saat ini 55 persen hak partisipasi Blok Muara Bakau (Participating Interest/PI) dimiliki oleh Eni Muara Bakau BV. Sisanya 33 persen dipegang oleh ENGIE dan 11,7 persen milik PT Saka Energi Muara Bakau.
ADVERTISEMENT