Produksi Minyak Kian Menyusut, RI Disarankan Contoh Kebijakan Insentif Brasil

18 Agustus 2022 16:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) mengontrol kerangan pipa produksi yang berasal dari sumur menuju stasiun pengumpul minyak mentah, Blok Rokan, Bengkalis, Riau, Rabu (22/12/2021). Foto: Nova Wahyudi/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) mengontrol kerangan pipa produksi yang berasal dari sumur menuju stasiun pengumpul minyak mentah, Blok Rokan, Bengkalis, Riau, Rabu (22/12/2021). Foto: Nova Wahyudi/Antara Foto
ADVERTISEMENT
ReforMiner Institute mencatat produksi minyak Indonesia cenderung mengalami penurunan. Target lifting di APBN besarannya relatif turun dari tahun ke tahun. Hal tersebut menjadi sinyal kuat bahwa perlu ada kebijakan yang progresif dalam rangka menujun target produksi 1 juta barel per hari (bph) di 2030.
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro menjelaskan hal tersebut terjadi karena kondisi Wilayah Kerja (WK) di Indonesia yang sudah tua dan terdegradasi secara alamiah.
"Dari 76 WK produksi yang kita miliki itu 40 di antaranya, atau 52 persen merupakan mature field yang mana 36 di antaranya WK berumur 25-50 tahun, kemudian 4 WK migas lain berumur lebih dari 50 tahun. Data juga menunjukkan sekitar 70 persen WK migas produksi berada pada fase penurunan produksi alamiah," kata Komaidi pada webinar yang digelar ReforMiner Institute, Kamis (18/8).
Komaidi melihat bahwa WK Migas yang menjadi penopang produksi minyak di Indonesia rata-rata didominasi mature field. Di lain sisi, karakter matur field ini dari segi biaya produksi dan pemeliharannya terus meningkat sejalan dengan penurunan produksinya.
ADVERTISEMENT

Adaptasi Kebijakan Minyak Pemerintah Brasil

Komaidi mengatakan bahwa di negara-negara lain, berdasarkan riset ReforMiner menyebut bahwa untuk mempertahankan tingkat produksi mature field ini dilakukan dengan memberikan berbagai kebijakan insentif.
"Kajian IDB Inter-American Development Bank tahun 2020 menemukan bahwa pemberian insentif untuk matur field dapat menambah umur keekonomian proyek rata-rata 30 tahun," jelasnya.
Wilayah Kerja (WK) Rokan. Foto: Pertamina
Adapun salah satu negara yang bisa menjadi rujukan adalah Brasil. Pemerintah Brasil memberikan insentif pengurangan royalti pada mature field dengan skala kecil sebesar 5 persen. Sedangkan pada mature field skala besar dikurangi 7,5 persen dan 5 persen untuk setiap tambahan produski.
Selain itu. pemerintah Brasil juga memberikan ganti rugi sebesar 30 persen pada tahap eksplorasi dari total kerugian tanpa ada batasan waktu. Sementara metode ini belum diterapkan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Kalau metode production sharing contract, biaya eksplorasi kalau kemduain tidak menemukan cadangan, belum sampai ke level eksploitasi kan kita sama-sama paham bahwa risikonya melekat 100 persen pada K3S," ujar Komaidi.
Padahal dia melihat Indonesia memiliki potensi cadangan minyak yang besar di Indonesia Timur. Namun karena letaknya di laut dalam sehingga risikonya lebih besar.
"Kalau negara-negara lain, pola-pola ini yang dilakukan untuk meminimalkan risiko supaya tingkat gairah investasi tetap dijaga," pungkasnya.