Produksi Moncer, Freeport Indonesia Raih Pendapatan Rp 109 T di Tahun 2021

25 Mei 2022 19:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
11
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Freeport Indonesia kirim tailing ke Merauke.
 Foto: Dok. PT Freeport Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Freeport Indonesia kirim tailing ke Merauke. Foto: Dok. PT Freeport Indonesia
ADVERTISEMENT
PT Freeport Indonesia (PTFI) mencatatkan kinerja keuangan gemilang selama tahun 2021. Pendapatan perusahaan mencapai USD 7,5 miliar atau sekitar Rp 109 triliun. Targetnya, pendapatan akan lebih besar di tahun 2022.
ADVERTISEMENT
Direktur utama Freeport Indonesia, Tony Wenas, mengatakan produksi bijih tambang Freeport Indonesia meningkat di tahun 2021, yaitu menjadi 145.000 ton per hari. Sehingga total produksi bijih di tahun 2021 sebesar 52 juta ton.
Adapun untuk tahun ini, produksi akan semakin digenjot menjadi 178.000 ton per hari, target produksi bijih juga ditingkatkan menjadi 64 juta ton di akhir tahun 2022.
Selanjutnya dari konsentrat, telah diproduksi 7.700 ton per hari di tahun 2021. Sedangkan untuk produksi metal Freeport Indonesia di tahun yang sama, yaitu tembaga 1.336 juta pound dan emas sebesar 1,37 juta ounce.
"Dan di tahun 2022 rencananya akan ada peningkatan hingga 1,6 juta pound tembaga dan emas hampir 1,59 juta ounce. Sedangkan perak sangat minimal produksinya di tahun 2021 6 juta ounces, dan di tahun 2022 rencananya 6,4 juta ounce," kata Tony saat rapat dengan Komisi VI DPR, Rabu (25/5).
ADVERTISEMENT
Dengan kinerja produksi bijih tambang selama tahun 2021 tersebut, Freeport Indonesia meraup pendapatan sebanyak USD 75 miliar. Sehingga, Freeport berkontribusi kepada penerimaan negara hingga USD 1,144 miliar.
"Rencana di tahun 2022, pendapatan bisa mencapai USD 8,7 miliar, dengan penerimaan negara dari pajak USD 2,2 miliar dan bukan pajak (PNBP) USD 1,5 miliar, jadi totalnya sekitar USD 3,8 miliar," papar Tony.
Tony mengatakan, penerimaan negara dari Freeport Indonesia diprediksi akan semakin meningkat. Hingga tahun 2025, kontribusi perusahaan kepada penerimaan negara dari pajak atau bukan pajak bisa mencapai USD 6,4 miliar.
Dalam kesempatan tersebut, Tony juga menjelaskan progres salah satu program strategis Freeport Indonesia, yaitu pembangunan smelter atau pemurnian mineral PTFI di Gresik, Jawa Timur berkapasitas 1,7 juta ton konsentrat per hari.
ADVERTISEMENT
"Nantinya, seluruh produk konsentrat PTFI diproses dan dimurnikan dalam negeri. Biayanya mencapai USD 3 miliar, sementara ini proses sudah 30 persen dengan serapan USD 920 juta. Kemajuannya sudah 7,500 tiang pancang diselesaikan," jelas dia.
Adapun target di tahun ini, Tony menuturkan progres smelter Freeport Indonesia untuk tembaga, emas, dan perak tersebut bisa mencapai 50 persen dengan total biaya USD 1,6 miliar.