Produksi Pindad Naik, Jokowi Sebut Dunia Krisis Peluru, Seperti Apa Datanya?

25 Juli 2023 15:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi mengunjungi PT Pindad Malang. Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi mengunjungi PT Pindad Malang. Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Produksi peluru BUMN industri pertahanan, PT Pindad, naik hingga menuai pujian Presiden Jokowi. Hal itu diungkapkan Jokowi di sela kunjungan ke pabrik peluru dan amunisi Pindad di Turen, Malang, Jawa Timur, Senin (24/7).
ADVERTISEMENT
"Sebelum diberi PMN (Penyertaan Modal negara), produksi Pindad untuk peluru ini 275 juta peluru. Setelah kita beri PMN sebesar Rp 700 miliar, produksinya meningkat jadi 415 juta peluru. Hampir dua kali lipat karena memiliki line tambahan dari PMN yang telah kita berikan," kata Jokowi.
Dari penelusuran kumparan, angka 275 juta peluru yang diproduksi Pindad merupakan data capaian pada 2019. Sedangkan produksi 415 juta peluru per tahun dicapai sejak 2020.
Meski demikian, Jokowi minta Pindad terus menaikkan kapasitas produksi, apalagi produknya makin dikenal di mancanegara. Selain itu menurut Jokowi, saat ini dunia juga kekurangan pasokan peluru.
"Karena di setiap kunjungan saya ke negara lain, mereka selalu menanyakan mengenai yang berkaitan dengan barang ini, peluru. Dan sekarang dunia memang kekurangan peluru," imbuh Jokowi.
ADVERTISEMENT

Bisnis Peluru Pindad di Pasar Global

Peluru amunisi buatan Pindad saat dipamerkan pada pameran pertahanan 'Indo Defence Expo and Forum 2022' di JiExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (2/11). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Selama ini, produksi amunisi termasuk peluru Pindad, terbanyak dipakai untuk kebutuhan dalam negeri yakni TNI dan Polri. Meski demikian, sebagian juga sudah diekspor seperti ke Filipina dan Myanmar.
Sedangkan pasar kendaraan militer dan senjata buatan Pindad, lebih luas lagi. Yakni mencakup negara-negara seperti Ghana, Brunei Darussalam, Kamboja, Filipina dan Malaysia.
Database Statistik Perdagangan Komoditas PBB atau UN COMTRADE mengungkapkan, ekspor senjata dan amunisi Indonesia pada 2021 nilainya mencapai USD 1,43 juta. Angka itu sudah termasuk penjualan aneka aksesoris dan suku cadangnya.
Riset lembaga pemasaran global berbasis di Irlandia, Fact.MR, mengungkapkan valuasi pasar amunisi global di 2021 mencapai USD 19,2 miliar. Sedangkan di 2022 tumbuh 14,6 persen jadi USD 20 miliar. Angkanya masih akan terus tumbuh jadi USD 34 miliar di 2032 atau rata-rata pertumbuhan tahunannya mencapai 5,7 persen (CAGR).
ADVERTISEMENT
Menurutnya, pertumbuhan bisnis peluru ditopang oleh kegiatan rekreasional seperti hobi menembak dan berburu. "Olah raga menembak makin populer, ini memberi peluang lebih besar bagi produsen untuk memproduksi peluru kaliber kecil dan ringan," tulis laporan riset tersebut.