Produsen Masker N95 Terkemuka Akan PHK Ribuan Pekerja

4 Desember 2020 14:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Masker N95 yang harganya naik dari Rp 200 jadi Rp 1,3 Juta di Pasar Pramuka, Jakarta. Foto: Dok. Ema Fitriyani
zoom-in-whitePerbesar
Masker N95 yang harganya naik dari Rp 200 jadi Rp 1,3 Juta di Pasar Pramuka, Jakarta. Foto: Dok. Ema Fitriyani
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Produk masker banyak dicari di masa pandemi ini, sebagai upaya mencegah penularan virus corona. Bahkan kini masker telah setara dengan kebutuhan pokok, seiring gencarnya kampanye penggunaan masker, selain menjaga jarak dan cuci tangan.
ADVERTISEMENT
Tapi di tengah kondisi itu, salah satu produsen masker terkemuka dunia yakni 3M Company, justru akan mem-PHK sebagian pegawainya. Dikutip dari CNBC, Jumat (4/12), perusahaan yang dikenal dengan produk masker spesifikasi tinggi yakni N95 itu akan memangkas sebanyak 3 persen dari total pekerjanya.
Jumlah itu setara dengan 2.900 jenis pekerjaan, yang mencakup bisnis 3M secara global.
“Pandemi COVID-19 telah menuntut perusahaan melakukan perubahan lebih cepat dari rencana semula. Kita semua harus beradaptasi," kata CEO 3M, Mike Roman.
Mike mengakui permintaan masker N95 yang menjadi salah satu produk utama 3M, telah melesat ke posisi yang belum pernah terjadi dan diperkirakan sebelumnya. Tapi menurutnya, masker N95 hanyalah sebagian kecil dari ratusan produk yang dibuat 3M. Varian produk layanan kesehatan, perlengkapan industri dan perkantoran, serta barang lainnya.
Masker N95 yang harganya naik dari Rp 200 jadi Rp 1,3 Juta di Pasar Pramuka, Jakarta. Foto: Dok. Ema Fitriyani
Penjualan sebagian besar produk 3M lainnya itulah yang anjlok dan tak terkompensasi oleh lonjakan penjualan masker. Kenyataan ini membuat manajemen memutuskan PHK pada sebagian pekerja mereka.
ADVERTISEMENT
Pada Oktober 2020 lalu, 3M mencatat penurunan penjualan hingga separuh dibandingkan periode sama tahun lalu. Sementara secara keseluruhan, penjualan sepanjang tiga kuartal pertama tahun ini, turun 1,8 persen.
Produk yang penjualannya meningkat hanya masker dan berbagai bahan pembersih. Penjualan masker N95 hingga kuartal ketiga 2020 melonjak USD 235 juta setara Rp 3,3 triliun. Sementara target penjualan masker N95 hingga akhir tahun, sebanyak 2 miliar masker.
Di tengah kondisi sulit akibat pandemi, perusahaan mengaku telah melakukan berbagai efisiensi. Pada saat yang sama, perusahaan yang dulu bernama Minnesota Mining and Manufacturing Company itu juga melakukan digitalisasi, untuk menekan biaya operasi.