Produsen Mercedes Garap Bisnis Taksi Online di China

24 Oktober 2018 19:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Didi Chuxing (Foto: flickr)
zoom-in-whitePerbesar
Didi Chuxing (Foto: flickr)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Produsen otomotif Mercedes-Benz asal Jerman, Daimler, sedang mendirikan perusahaan patungan dengan industri otomotif China, Geely Group, yang akan mengoperasikan taksi online. Kerja sama ini diyakini meredakan ketegangan industri otomotif di antara kedua negara.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya Chairman Geely, Li Shufu, mengambil alih 9,69 persen saham Daimler pada awal tahun ini. Langkah ini memicu kekhawatiran Jerman, teknologi otomotif mereka akan jatuh ke tangan China untuk kemudian ditiru.
Dikutip dari Reuters, Rabu (24/10), Daimler menyatakan kerja sama dengan Geely itu untuk masuk ke pasar taksi online China yang saat ini dipimpin Didi Chuxing.
Dalam perusahaan patungan yang bermarkas di Hangzhou, China itu, Daimler dan Geely masing-masing menguasai 50 persen saham. Namun Daimler maupun Geely menolak mengungkapkan nilai investasi yang dikucurkan di perusahaan tersebut.
Logo Mercedes Benz  (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO)
zoom-in-whitePerbesar
Logo Mercedes Benz (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO)
Survei Goldman Sachs mengungkapkan, taksi online menyumbang lebih dari 30 persen pasar taksi global. Goldman yakin potensinya masih bisa tumbuh delapan kali lipat menjadi USD 285 miliar pada 2030.
ADVERTISEMENT
Survei itu juga menyebut, China merupakan pasar dengan potensi pertumbuhan yang signifikan, selain merupakan pasar mobil terbesar di dunia.
"Perusahaan patungan itu akan menyediakan layanan mobilitas taksi online di beberapa kota China, menggunakan kendaraan premium termasuk termasuk Mercedes-Benz," kata Daimler dalam sebuah pernyataan.
Jenis mobil mercy yang akan digunakan yaitu Mercedes-Benz S-Class, E-Class dan kendaraan V-Class, selain kendaraan premium dari merek lain.
Didi Chuxing sendiri, didirikan pada tahun 2012. Perusahaan memperkuat dominasi bisnis taksi online di China, setelah mengambil alih operasional Uber di negara itu pada 2016. Didi juga terus mengembangkan layanan taksi online dan transportasi lainnya sesuai permintaan pasar.