Produsen Tahu Pengguna Bahan Bakar Sampah Plastik Tak Akan Dihukum

19 November 2019 13:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bupati Sidoarjo Saiful Ilah.

 Foto:  Yuana Fatwalloh/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Bupati Sidoarjo Saiful Ilah. Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
ADVERTISEMENT
Polemik produksi tahu menggunakan sampah plastik di Desa Tropodo, Krian, Sidoarjo tengah menjadi sorotan khalayak. Bupati Sidoarjo Saiful Ilah mengatakan, tak memberi sanksi produsen tahu menggunakan bahan bakar sampah plastik. Saiful menegaskan hanya melarang penggunaan sampah plastik tersebut bahan bakar.
ADVERTISEMENT
“Ya nanti kita kasih ketegasan bahwa jangan pakai plastik (sebagai bahan bakar produksi tahu), titik,” terang Saiful di acara Hari Pangan, JX Internasional, Surabaya, Selasa (12/11).
Ia juga menegaskan tak ada sanksi atas penggunaan sampah plastik sebagai bahan bakar produksi tahu. Menurut Saiful, telur sampel yang disebutkan oleh penelitian sejumlah LSM lingkungan bukan untuk komersil.
Sedangkan, menurut Saiful, hingga kini telur produksi di Sidoarjo maupun wilayah di Jatim yang menggunakan ampas tahu masih aman.
“Sanksinya apa? telor yang dimakan hanya tiga, empat, lima telur (sampel penelitian berbahaya mengandung dioksin) masak mengalahkan miliaran telor yang kita produksi di Sidoarjo. Kita tiap hari makan telur. Orang kampung makan telur enggak? Nanti kita lihat, saya sudah ambil sampel lagi kemarin yang spesial makan ampas tahu saya periksakan sekarang,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
“Itu ayam kampung aja seperti di rumah. Paling ya dipelihara sehari-hari,” terangnya.
Ilustrasi pembuatan tahu dan tempe. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Saiful mengeklaim, masyarakat sekitar produsen tahu rumahan yang menggunakan bahan bakar sampah plastik tak terdampak secara langsung dengan kondisi kesehatannya.
“Terus kenapa ini kok ada ampasnya dimakan ayam? Dan ayamnya bertelur, telurnya beracun? di sini semua makan telor juga. Yang liar itu makan ini juga ampas tahu, tapi bertahun-tahun juga enggak apa. Di situ ada 47 pabrik tahu. Ampasnya semua ya pakai itu,” jelasnya.
Sementara itu, pihaknya bakal mendorong produsen tahu agar penggunaan sampah plastik berkurang. Saiful memberikan wood pallet sebagai alternatif bahan bakar.
“Solusinya bahan bakar tidak usah pakai itu, lebih murah lagi, saya punya wood pallet,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
“Nanti banyak opsinya, city gas juga bisa. Pakai LPG juga bisa tapi mahal nantinya. Salah satu alternatifnya itu wood pallet. Itu baranya bagus, panas,” pungkasnya.