Produsen Tahu Tempe Mau Mogok Produksi, Pedagang Warteg Mulai Was-was

17 Februari 2022 16:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang melayani pembeli di salah satu warung makan di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Senin (13/9).  Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang melayani pembeli di salah satu warung makan di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Senin (13/9). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Produsen tahu dan tempe seluruh Jabodetabek bakal melakukan aksi mogok produksi pada minggu depan. Imbasnya harga tahu dan tempe pekan depan akan melonjak 20 persen, pasokannya di pasaran pun akan sulit ditemukan.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal itu, ketua Koperasi Warteg Nusantara (Kowantara), Mukroni mengaku aksi mogok produksi tersebut sangat berdampak ke pedagang warung tegal alias warteg.
“Sangat berdampak, karena hampir bahan baku itu 20 persen dari tempe,” ujar Mukroni kepada kumparan, Kamis (17/2).
Menurutnya, tahu dan tempe banyak menjadi pilihan konsumen karena harganya murah dan dijadikan alternatif lauk pengganti daging.
Mukroni mengaku, saat ini memang harga tahu dan tempe di pasaran masih belum naik. Dan pedagang warteg masih punya pasokan setidaknya untuk mencukupi kebutuhan sampai pekan ini.
“Harga masih normal, mungkin minggu depan mulai gejolak kalau para pengrajin tempe mogok,” ujarnya.
Di tengah situasi menyulitkan tersebut, Mukroni berharap agar pemerintah dapat menjaga stabilitas harga. Utamanya harga kedelai yang meroket menyebabkan aksi mogok produksi oleh produsen tahu dan tempe.
ADVERTISEMENT
“Dengan daya beli masyarakat yang belum pulih, pemerintah terus membantu UMKM untuk terus menstabilkan harga,” ujarnya.
Adapun aksi mogok produksi tahu dan tempe ini akan dilakukan selama tiga hari, mulai dari tanggal 21 hingga 23 Februari mendatang.
Ketua Pusat Koperasi Tahu dan Tempe Indonesia (PUSKOPTI) DKI Jakarta, Sutaryo mengatakan aksi mogok produksi ini dilakukan untuk menaikkan harga jual tempe dan tahu di tengah kenaikan harga bahan baku kedelai sembari menunggu pemerintah mengambil tindakan.
“Dengan estimasi harga kedelai akan mencapai Rp 12.000 per kg maka pengrajin pada demo untuk menaikkan harga jual tempe dan tahunya secara bersama-sama. Rata-rata naiknya 20 persen dari harga sebelumnya,” jelas Sutaryo.