Profil Ketut Masagung, Anak Pendiri Toko Buku Gunung Agung

5 Januari 2020 15:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketut Masagung (kiri).  Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ketut Masagung (kiri). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Anak bungsu dari Haji Masagung, pendiri Toko Buku Gunung Agung, yakni Ketut Masagung meninggal dunia di RS VU NC Amsterdam pada 4 Januari 2020 pukul 15.35 waktu setempat.
ADVERTISEMENT
Ketut Masagung wafat dalam usia 50 tahun. Dihimpun kumparan dari berbagai sumber, Ketut pernah menceritakan soal bisnis dan kepemimpinannya.
Ketut Masagung selalu berusaha untuk menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupannya dengan penuh kasih. Dia menyebut mentalitas wirausaha ini telah ditanamkan sejak awal.
“Ayah saya, Haji Masagung, sering membawa saya ke tokonya untuk memperkenalkan saya secara alami dan lancar ke dunia perdagangan dan bisnis. Sejak awal, dia mengarahkan ketiga putranya untuk menjadi pengusaha,” katanya dalam sebuah wawancara di Jakarta.
Ketut pun mengenang kehidupan masa kecil yang bahagia dengan ayah dan ibunya.
"Kami tetap bersama sampai saya berusia 13 tahun,” katanya.
“Kemudian, pada usia 16 tahun, saya pergi untuk belajar di AS, sementara dua saudara lelaki saya, Putra dan Oka, pergi ke sekolah di Singapura. Tetapi bagi saya, itu adalah San Francisco, di sekolah asrama Katolik,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Ibunya meninggal ketika Ketut tengah berada jauh di negeri seberang Samudra Pasifik. Saat itu, mereka sedang melanjutkan di sekolah menengah pertama dan kemudian sekolah menengah atas.
"Dan pada usia 20 tahun, ketika saya berada di tengah waktu saya di San Francisco, ayah saya juga meninggal. Jadi saya kembali ke Indonesia dan tidak melanjutkan studi di perguruan tinggi,” katanya.
Saat berusia 22 tahun, Ketut Masagung menikah. Tepatnya pada tahun 1991. Sayang, enam tahun setelahnya pernikahan tersebut berakhir dengan perceraian.
Toko Buku Gunung Agung. Foto: Facebook/Tang City Mall
Dari pernikahan tadi, Ketut Masagung dikaruniai dua orang putra, yakni Arya Masagung dan Arman Masagung. Keduanya saat ini tengah menempuh pendidikan di Universitas San Francisco, California. Keduanya kompak mengambil jurusan bisnis.
ADVERTISEMENT
Lalu, sekitar tujuh tahun yang lalu, kecintaan Ketut pada alam mendorongnya untuk mengembangkan proyek pembibitan pohon yang terletak di medan yang bergulir di sisi kiri jalan tol Jagorawi ke Bogor.
“Kami menyediakan lahan untuk pembiakan Raintrees, juga dikenal sebagai Albizia saman, spesies yang ideal untuk mengalahkan polusi udara. Saya masih belajar bagaimana menjalani kehidupan yang layak. Ini adalah pengalaman belajar tanpa henti untuk mencapai kematangan mental, untuk mengelola emosi, dan untuk meningkatkan dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan," tambahnya.
Ketut Masagung memang menyukai hal-hal berbau alam. Hal ini terbukti dari olahraga kecintaannya, yaitu bermain jet ski. Bagi Ketut, dengan berolahraga air bisa membuatnya lebih dekat ke alam.
Karenanya, Ketut menyebut tak lupa mewujudkan kecintaannya terhadap alam meski dengan segudang kegiatan. Menurutnya, dalam kehidupan seseorang harus seimbang untuk menjadi manusia yang lengkap.
ADVERTISEMENT
“Kata kuncinya di sini adalah keseimbangan. Dalam Hadits, disebutkan bahwa hari ini harus lebih baik dari kemarin, dan besok harus lebih baik dari hari ini,” tutupnya.