Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Profil Orias Petrus Moedak, Bos Inalum yang Digebrak dan Diancam Adik Nazaruddin
2 Juli 2020 11:01 WIB
ADVERTISEMENT
Debat panas mewarnai Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi VII DPR RI dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum pada Selasa (30/6). Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Demokrat Muhammad Nasir menggebrak meja dan meminta Direktur Utama Inalum Orias Petrus Moedak keluar dari ruangan.
ADVERTISEMENT
"Bapak bagus keluar, enggak ada gunanya di sini. Anda bukan buat main-main di DPR. Anda bukan buat main-main di sini. Anda itu enggak lengkap bahannya. Enak betul Anda di sini. Siapa yang naruh Anda di sini?" ujar Nasir kepada Orias dengan nada tinggi, Selasa (30/6).
Nasir bahkan mengancam akan mengirim surat ke Menteri BUMN Erick Thohir untuk mencopot Orias. "Saya minta diganti dirut ini. Saya kirim surat pribadi dari fraksi, nanti kami bicara Fraksi Demokrat. Saya akan kirimkan Pak Erick sebagai menteri BUMN," ujarnya.
Awalnya, Nasir meminta penjelasan pada Orias soal Global Bond yang baru diterbitkan Inalum. Pertama, USD 4 miliar yang diterbitkan tahun lalu untuk pembelian 51 persen saham PT Freeport Indonesia.
Perusahaan kembali menerbitkan global bond senilai USD 2,5 miliar atau setara dengan Rp 35 triliun (kurs dolar Rp 14.000) belum lama ini untuk refinancing dua utang perusahaan yang jatuh tempo pada 2021 senilai USD 1 miliar dan 2023 sebesar USD 500 juta. Nasir yang tidak paham dengan penjelasan Orias tentang utang perusahaan lalu merasa geram.
ADVERTISEMENT
Digebrak Nasir, Orias tak tinggal diam. Ia tak terima disebut main-main oleh Nasir. "Kalau Bapak suruh saya keluar, izin pimpinan, saya keluar. Saya tidak main-main, Pak. Saya diundang, saya datang," tegasnya.
Siapa Orias Petrus Moedak ? Berikut kumparan merangkum profilnya:
Orias Petrus Moedak resmi menjadi Direktur Utama PT Inalum (Persero) pada 25 November 2019, menggantikan Budi Gunadi Sadikin yang ditarik menjadi Wakil Menteri BUMN.
Pria kelahiran Kupang, NTT, 26 Agustus 1967 itu merupakan profesional yang besar di sektor jasa keuangan. Namun, ia sudah tidak asing di perusahaan pelat merah. Menurut catatan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang dipublikasikan KPK, total kekayaan Orias pada tahun 2018 sebesar Rp 12,58 miliar.
ADVERTISEMENT
Orias sendiri mengawali karier sebagai senior auditor di Ernst&Young (EY), perusahaan jasa auditor yang masuk kategori Big Four.
Ia pun keluar masuk perusahaan swasta maupun BUMN. Ia pernah di Bahana Sekurities sebagai Direktur Corporate Finance. Kemudian menjadi Managing Director Danareksa Sekuritas pada 2003-2008. Ia pun sempat berkarier di Singapura sebagai Investment Banking. Kemudian, ia balik ke Indonesia karena 'ditarik' oleh Direktur Utama Pelindo II saat itu, RJ Lino.
Orias yang berlatar belakang keuangan diminta membantu Lino untuk menjadi Direktur Keuangan Pelindo II (2014-2016). Di sini ia harus mengelola perusahaan pengelola pelabuhan terbesar di Indonesia itu, termasuk menghadapi berbagai protes dari serikat pekerja.
Ketika RJ Lino terpental dari posisi Dirut Pelindo II, Orias pun ikutan tergusur. Bukannya turun, ia malah dipromosikan sebagai Direktur Utama Pelindo III, sesama BUMN operator pelabuhan (2016-2017).
ADVERTISEMENT
Ia hanya bertahan 1 tahun di sana. Karier Orias pun berpindah industri, namun masih di BUMN. Kali ini sebagai Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA), BUMN pertambangan batu bara. Lagi-lagi, pria penyandang gelar Sarjana Akuntansi Universitas Padjajaran ini hanya menjabat 1 tahun dan berpindah ke induk Bukit Asam, yakni PT Inalum (Persero). Jabatannya masih sama, Direktur Keuangan Inalum.
Hanya 9 bulan di Inalum, Orias tepatnya pada Desember 2018 dipercaya sebagai Wakil Direktur Utama PT Freeport Indonesia, di mana Inalum memiliki saham mayoritas di sana (51,2 persen).
Tak sampai setahun kemudian, Orias memperoleh promosi menjadi Direktur Utama Inalum , holding dari BUMN pertambangan. Usai dilantik, Orias mengaku mendapat perintah dari Erick agar mengemban amanah dengan baik dan melanjutkan capaian-capaian positif Inalum.
ADVERTISEMENT
"Jalankan amanah, apa yang sudah ada kita lanjutkan," kata Orias di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (25/11).
"Hal-hal lain melanjutkan yang sudah ada sesuai dengan visi misi Inalum," tegasnya.