Profil PT PANN, BUMN Sekarat Cuma Punya 7 Karyawan yang Mau Ditutup Erick Thohir

24 September 2021 9:28 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri BUMN Erick Thohir saat konferensi pers di depan Lobby BUMN, Jakarta, Rabu (2/6).  Foto: Abdul Latif/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri BUMN Erick Thohir saat konferensi pers di depan Lobby BUMN, Jakarta, Rabu (2/6). Foto: Abdul Latif/kumparan
ADVERTISEMENT
Tujuh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sudah lama tak beroperasi akan segera ditutup total oleh Menteri BUMN Erick Thohir. Status 7 BUMN tersebut saat ini masih aktif namun tak beroperasi. Penutupan total dilakukan agar ada kepastian.
ADVERTISEMENT
Salah satu BUMN yang mau ditutup adalah PT Pembiayaan Armada Niaga Nasional (Persero) atau PT PANN. BUMN yang bergerak di bidang pembiayaan kapal kini hanya punya 7 karyawan.
Berdasarkan catatan kumparan, PT PANN memiliki banyak utang. Semasa Kementerian BUMN dipimpin Rini Soemarno, sang menteri mengusulkan ke Komisi VI DPR RI agar utang non-pokok PT PANN senilai Rp 2,87 triliun dihapus.
Dalam usulan yang dibacakan Menteri Perindustrian kala itu, Airlangga Hartarto, PANN memiliki total utang USD 460 juta. Rinciannya, utang pokok USD 261 juta atau setara Rp 3,76 triliun (kurs Rp 14.400) dan utang non-pokok USD 199 juta atau setara Rp 2,87 triliun yang diusulkan dihapus.
Untuk utang pokok, Airlangga menyebutkan, diusulkan dikonversi menjadi Penyertaan Modal Negara (PMN) non-tunai. Sementara untuk utang non-pokok PANN USD 199 juta atau setara Rp 2,87 triliun, dihapuskan.
ADVERTISEMENT
Pimpinan Rapat Komisi VI Dito Ganinduto dari Golkar kala itu pun setuju dengan usulan dengan catatan khusus.

Sejarah PT PANN

Dikutip kumparan dari laman resminya, PT PANN (Persero) didirikan berdasarkan PP No. 18 Tahun 1974 tentang penyertaan modal Negara RI untuk pendirian persero dalam bidang pengembangan armada niaga nasional. BUMN ini merupakan wahana untuk menyelenggarakan program investasi kapal niaga nasional.
Kapal kargo antre menunggu waktu sandar di dermaga Pelabuhan Tanjung Priok yang dikelola PT Pelindo 2. Foto: Wendiyanto/kumparan
Penugasan yang dijalankan PT PANN adalah pengadaan armada niaga, alat apung, dan alat penunjang lainnya. Kemudian melakukan pengadaan kapal melalui pemesanan kapal baru dan pembelian kapal niaga serta alat-alat perlengkapan kapal untuk selanjutnya dijual, disewabelikan, ataupun disewakan kepada perusahaan pelayaran nasional ataupun pemilik kapal yang membutuhkannya.
Selain itu, pengadaan keperluan dok dan galangan kapal guna pembinaan dan pengembangan armada niaga nasional.
ADVERTISEMENT
PT PANN juga menjalankan usaha lainnya yang mempunyai hubungan dengan bidang usaha tersebut di atas baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan badan-badan lain.
Kapal yang dibiayai PT PANN diharapkan berperan dalam menumbuh-kembangkan perekonomian masyarakat, menjaga agar harga komoditas antar-pulau bisa dinikmati secara berkeadilan, memeratakan pembangunan nasional.

Kehancuran PT PANN

Pada 1991, PT PANN menjalankan penugasan pemerintah untuk Subordinate Loan Agreement Kapal Ikan dan Pesawat Boeing 737-200 Eks Lufthansa. Kedua penugasan ini yang di kemudian hari menyebabkan PT PANN sekarat.
Penyebabnya, 10 unit pesawat terbang boeing 737-200 eks Luftansa sebanyak 10 unit yang disewakan ke 4 perusahaan penerbangan tidak dapat membayar biaya sewa.
Selain itu, dari rencana pembangunan 31 unit kapal ikan oleh PT Industri Kapal Indonesia (Persero), hanya 14 unit kapal ikan yang terselesaikan, dengan biaya yang telah dikeluarkan oleh PT PANN sebesar Rp 120 miliar tidak dapat diserap pasar.
com-Ilustrasi utang. Foto: Shutterstock
Pada 1995-2006, PT PANN lebih fokus pada 2 proyek yang dapat dikategorikan sebagai over finance dan gagal ini.
ADVERTISEMENT
"Kegagalan dari kedua proyek tersebut mengakibatkan PT PANN bertahun-tahun menderita kerugian yang cukup besar sehingga keuntungan dari kegiatan bisnis inti pembiayaan kapal niaga tidak dapat menutup kerugian kedua proyek tersebut dan mengakibatkan perusahaan menderita ekuitas negatif," demikian keterangan laman resmi PT PANN yang dikutip kumparan, Jumat (24/9).
Kabar terbaru, PT PANN segera ditutup total. Selain PT PANN, BUMN lain yang juga dibubarkan adalah PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), PT Industri Gelas (Persero), PT Istaka Karya (Persero), PT Industri Sandang Nusantara (Persero), PT Kertas Kraft Aceh (Persero), dan PT Kertas Leces (Persero).