Program B35 Dinilai Jadi Biang Kerok MinyaKita Langka

19 Februari 2023 13:47 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Minyak goreng dengan merek Minyak Kita yang menyerupai minyak goreng merek MINYAKITA. Foto: Intan Alliva/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Minyak goreng dengan merek Minyak Kita yang menyerupai minyak goreng merek MINYAKITA. Foto: Intan Alliva/kumparan
ADVERTISEMENT
Keberadaan MinyaKita di pasaran masih terpantau langka. Kalau pun ada, harganya lebih mahal dari Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 14.000 per liter.
ADVERTISEMENT
Padahal, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan berjanji akan menambah produksi minyak dari yang semula 300 ribu ton menjadi 500 ribu ton.
Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai langkanya MinyaKita di pasaran diduga karena program B35 alias Biodiesel 35 persen.
"Yang patut diduga jadi biang masalah adalah program Biodiesel B35 menyedot CPO cukup besar. Ada tarik-menarik sama seperti tahun lalu antara sawit untuk minyak goreng dengan sawit untuk energi," kata Bhima kepada kumparan, Minggu (19/2).
Bhima menjelaskan, pemerintah seharusnya tidak melakukan pembatasan pembelian MinyaKita guna mengatasi permasalahan ini. Melainkan konsisten menjaga ketersediaan MinyaKita, mengingat harga CPO di pasar spot Malaysia mengalami penurunan 25,4 persen dalam setahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Bhima menilai, pemerintah masih belum belajar dari polemik terkait harga dan langkanya minyak goreng di tahun 2022.
"Pemerintah nampaknya belum bisa belajar dari kegagalan penanganan migor tahun lalu," tegas dia.
Di sisi lain, Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah menjelaskan, langkanya MinyaKita di pasaran bukan kesalahan pemerintah. Sebab, kemampuan pemerintah dalam menyediakan minyak goreng murah dalam kemasan sangat terbatas.
"MinyaKita yang merupakan program pemerintah dan supply dikuasai pemerintah hanya sebatas itu. Pemerintah memang tidak bisa mengatur harga selama pemerintah tidak menguasai barang dan distribusi," kata Piter.
Piter menilai, langkanya MinyaKita disebabkan orang mampu juga membeli minyak ini. Padahal MinyaKita awalnya diperuntukkan bagi mereka masyarakat kelas bawah.
"Yang pingin minyak murah itu nggak cuma orang miskin, orang menengah atas pun maunya minyak goreng murah. Makanya MinyaKita itu menjadi tidak cukup," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Menko Airlangga Bantah Program B35 Jadi Penyebab MinyaKita Langka di Pasaran
Sebelumnya, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto membantah program biodiesel 35 persen (B35) disebut mengganggu produksi minyak goreng dalam negeri, termasuk Minyakita.
Hal ini sekaligus menampik pernyataan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) yang mengatakan, B35 menjadi salah satu alasan mengapa MinyaKita langka di pasaran.
Warga membeli minyak goreng Minyakita di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (6/7/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
“Selanjutnya dengan program B35 produsen CPO meyakinkan suplai daripada minyak di dalam negeri tidak terganggu,” kata Airlangga dalam acara peluncuran B35 di Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Selasa (31/1).
Dirinya menekankan bahwa minimnya ketersediaan minyak di pasaran lantaran adanya gerakan Eropa. Ia pun mengatakan pihaknya akan mengatakan akan berupaya mengantisipasi agar suplai di dalam negeri tidak terganggu.
ADVERTISEMENT
“Kan tadi saya sudah jelaskan, bahwa ini menangani lemahnya demand tentu berkurangnya demand karena adanya gerakan-gerakan di Eropa,” tutur Airlangga.
Ia juga akan memastikan suplai minyak di dalam negeri tidak terganggu, khususnya pada hari besar keagamaan.