Program Bagi-bagi 342 Ribu Rice Cooker Gratis Telan Dana Rp 176 Miliar

25 Maret 2024 13:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi rice cooker. Foto: Monthira/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rice cooker. Foto: Monthira/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan realisasi penggunaan dana program pembagian Alat Masak Listrik (AML) atau rice cooker gratis mencapai Rp 176 miliar.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P Hutajulu mengatakan, realisasi ini jauh dari pagu anggaran yang ditetapkan sebesar Rp 322 miliar untuk 500 ribu rumah tangga.
Sebab, penyaluran rice cooker gratis yang terealisasi hanya 342.621 rumah tangga atau 68,5 persen dari target awal. Distribusi ini mencakup 36 provinsi, 325 kabupaten/kota, 2.460 kecamatan, dan 13 ribu desa kelurahan.
"Realisasi total anggaran program AML sebesar Rp 176 miliar dari pagu awal sekitar Rp 322 miliar. Sisanya sebesar Rp 146 miliar menjadi sisa lebih pembiayaan anggaran atau disebut dengan SILPA," ungkapnya saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR, Senin (25/3).
Jisman menyebutkan, pengadaan rice cooker melalui e-katalog. Terdapat 5 merek yang memenuhi persyaratan dan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yakni Cosmos, Miyako, Maspion, Sanken, dan Sekai.
ADVERTISEMENT
"Harga aml bervariasi sesuai dengan merek dan spesifikasi, mulai dari harga Rp 249 ribu sampai Rp 530 ribu. Penetapan ini semata-mata berdasarkan harga terendah dan ketersediaan barang yang ditawarkan di e-katalog," tuturnya.
Dirjen Ketenagalistrikan Jisman Hutajulu di kantor Kementerian ESDM, Jumat (8/9/2023). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Selain itu, komponen anggaran program ini juga mencakup biaya distribusi melalui PT Pos Indonesia (Persero) rata-rata sekitar Rp 133 ribu per unit. Harga ini, kata Jisman, didasarkan dengan harga penawaran yang sudah di bawah harga standar PT Pos atau harga ad cost.
Jisman memaparkan kronologi mengapa penerima program di bawah alokasi anggaran yang sudah ditetapkan. Pertama, usulan data yang diterima sebanyak 811.109 rumah tangga, lalu diverifikasi ditemukan 27,5 persen atau lebih dari 220 ribu terdapat data duplikasi berdasarkan NIK.
ADVERTISEMENT
Kemudian, survei lapangan yang dilakukan PT PLN (Persero) terdapat 75,4 persen data tersebut dinyatakan valid dan memenuhi kriteria. Data tersebut dicek kembali kelengkapan persyaratan, surat validasi dari kepala desa, dan pernyataan tidak memiliki AML, terdapat lebih dari 100 ribu data tidak lengkap.
"Sangat disayangkan memang karena keterbatasan waktu data ini tidak bisa ditetapkan, tanggal terakhir penetapan adalah 18 Desember 2023," imbuh Jisman.
Distribusi rice cooker tersebut dilakukan selama 12 Desember 2023 sampai 13 Februari 2024. Sebanyak 56 persen dari penerima program ini berada di Pulau Jawa, sejalan dengan kondisi sistem kelistrikan Jawa-Bali yang mengalami kelebihan pasokan.