Program Rice Cooker Gratis Menggantung, Tak Ada Anggarannya di 2024

7 Juni 2023 7:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi rice cooker. Foto: New Africa/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rice cooker. Foto: New Africa/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan program clean cooking dengan membagikan rice cooker gratis belum dapat diimplementasikan tahun ini. Sebab, adapersyaratan lanjutan dari Bappenas yang belum terpenuhi.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan (Dirjen Gatrik), Jisman P. Hutajulu, menyebutkan pemerintah merencanakan program clean cooking untuk 474.660 rumah tangga yang tersebar di 34 provinsi di tahun ini.
"Kami laporkan saat ini program clean cooking belum bisa dieksekusi karena Bappenas menginginkan surat tertulis dari DPR RI yang ditujukan kepada Menteri Keuangan dan Menteri PPN/Bappenas bahwa Kementerian ESDM memiliki program clean cooking dalam tahun anggaran 2023," ujarnya saat rapat dengan Komisi VII DPR, Selasa (6/6).
Jisman berharap dalam rapat dengar pendapat (RDP) hari ini bersama Komisi VII DPR atau rapat kerja (Raker) pekan depan, dapat memasukkan program clean cooking dalam kesimpulan, sehingga pihaknya bisa segera mengeksekusi program tersebut.
Dia menuturkan, hampir 50 persen program clean cooking ditujukan untuk rumah tangga yang tersebar di Pulau Jawa, hal ini sejalan dengan upaya mengoptimalkan kelebihan pasokan (over capacity) listrik PT PLN (Persero) pada sistem Jamali (Jawa Madura Bali).
ADVERTISEMENT
"Namun provinsi lain di luar Pulau Jawa, kuota program clean cooking sangat dipengaruhi oleh kesiapan sistem tenaga listrik setempat. Kami sampaikan pula alokasi kuota Papua dan Papua Barat sudah akomodir pemekaran provinsi di Papua," lanjut dia.
Belum Ada Anggaran Rice Cooker Gratis di 2024
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman Hutajulu. Foto: Kementerian ESDM
Jisman melanjutkan, mandeknya program clean cooking menjadi salah satu penyebab realisasi belanja Ditjen Gatrik masih sangat minim, yakni 6,8 persen per akhir Mei 2023 dari pagu anggaran Rp 709,4 miliar di tahun 2023.
Selain itu, minimnya realisasi belanja Ditjen Gatrik juga terhambat program Bantuan Pemasangan Baru Listrik (BPBL) yang meningkat dari target 83 ribu menjadi 125 ribu rumah tangga di tahun ini dengan total anggaran Rp 304,3 miliar.
ADVERTISEMENT
"Sebagai catatan realisasi sampai Mei masih 6,8 persen dikarenakan 76,4 persen anggaran Ditjen Gatrik untuk kegiatan fisik yang perlu waktu untuk proses pengadaannya," ungkap Jisman.
Jisman menuturkan, program clean cooking ini juga belum mendapatkan alokasi anggaran untuk tahun 2024, yang rencananya akan dibagikan untuk 680 ribu rumah tangga senilai Rp 340 miliar.
"Untuk clean cooking di 2024 belum mendapatkan alokasi anggaran yang diperkirakan sebesar Rp 340 miliar atau untuk 680 ribu rumah tangga," pungkasnya.