Proyek Bandara Kertajati Masih Nunggak Rp 600 Miliar

4 April 2018 19:03 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menhub tinjau pembangunan Bandara Kertajati. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menhub tinjau pembangunan Bandara Kertajati. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pengerjaan proyek Bandar Udara Internasional Kertajati di Majalengka, Jawa Barat yang kini telah mencapai 92% ternyata masih terganjal utang. Nilai kontrak pengerjaan terminal Bandara Kertajati yang digarap konsorsium PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dengan PT PP Tbk (PTPP) mencapai Rp 1,3 triliun. Dari total tersebut yang dibayarkan kepada kontraktor baru senilai Rp 700 miliar.
ADVERTISEMENT
“Sisanya Rp 600 miliar. Semua dialokasikan dalam bentuk equity,” ungkap Direktur Utama PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB) Virda Dimas Ekaputra di Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, Rabu (4/4).
Menurut Virda, keterlambatan tersebut murni karena masalah administrasi. Sehingga menurutnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Perkembangan pembangunan Bandara Kertajati. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Perkembangan pembangunan Bandara Kertajati. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
Virda mengklaim, keterlambatan pembayaran kepada kontraktor juga tidak akan mengganggu pengerjaan di sisi darat. "Jadi keterlambatan itu hanya masalah administratif. Ada laporan keuangan yang tertunda, jadi terlambat," ujar Virda.
Sehingga menurutnya, pengerjaan bandara tersebut tetap akan selesai sesuai target. Adapun rincian valuasi nilai saham dalam proyek ini yaitu terbagi atas 62% dari Pemerintah Daerah dan 38% sisanya dari AP II dan Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT).
ADVERTISEMENT
"Equity yang 38% sudah terpenuhi semua. Kalau itu terpenuhi sudah aman. Dananya itu untuk penyelesaian di sisi darat,” tutupnya.