news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Proyek Kereta Cepat di RI: Jepang Kembali Ditikung China?

17 Januari 2021 11:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lokasi pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang dihentikan sementara oleh Kementerian PUPR. Foto: Dok KCIC
zoom-in-whitePerbesar
Lokasi pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang dihentikan sementara oleh Kementerian PUPR. Foto: Dok KCIC
ADVERTISEMENT
Kereta cepat di Indonesia dimulai dengan jalur Jakarta-Bandung. Proyek ini dimulai saat era pemerintahan Presiden Jokowi pada 21 Januari 2016 di Perkebunan Mandalawangi Maswati, Cikalong Wetan, Bandung Barat, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Semula, proyek kereta cepat yang dimulai dari Jakarta-Bandung tersebut sebenarnya hendak digarap Indonesia dan Jepang. Negeri Sakura bahkan sudah melakukan studi atas proyek ini di Indonesia.
Namun, Jepang tidak dipilih dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Sebab, pada 2015, Menteri BUMN saat itu, Rini Soemarno, akhirnya menjatuhkan proyek ini ke China.
Tak lama setelah itu, PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) didirikan berdasarkan akta nomor 86 tanggal 16 Oktober 2015 dan telah mendapatkan pengesahan dari Menkumham RI dalam Surat Nomor AHU-2461647 AH.01.01.11 Tahun 2015 tanggal 20 Oktober 2015.
PT KCIC merupakan konsorsium BUMN Indonesia dan Konsorsium China Railways dengan skema business to business yang menggarap proyek tersebut.
Ilustrasi kereta cepat Foto: Karin-Karin/Pixabay
Lima tahun berjalan, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung hingga saat ini belum juga rampung. Sambil menyelesaikan proyek pertama, kini pemerintah kembali menawarkan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya.
ADVERTISEMENT
Kereta cepat Jakarta-Surabaya merupakan lanjutan dari proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Pada tahun 2019, Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan proyek lanjutan itu kali ini bakal digarap Jepang.
Meskipun saat itu, perusahaan China Railways Construction Corporation (CRCC), tertarik melanjutkan pembangunan proyek kereta Jakarta-Surabaya yang rencananya dibangun tahun ini.
Kala itu, Luhut menyebut China sulit menggarap proyek ini. Sementara Jepang sudah lebih dulu mengadakan studi atas proyek tersebut, bahkan ketika rencana proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dimulai.
"Saya pikir agak sulit (China masuk) karena Jepang pingin masuk situ, dan kita juga lihat Jepang ini long investor di Indonesia," tegas Luhut saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, September 2019.
Hanya saja, Luhut memberikan sejumlah catatan kepada Jepang. Dia berharap Japan Internasional Corporation Agency (JICA) mau memberi penawaran yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Namun, seiring berjalannya waktu atau di awal tahun 2021, rencana tersebut mulai ada tanda-tanda berubah. Luhut menawarkan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya kepada China.
Jokowi meninjau proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dan LRT Jabodebek di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (12/12/2019). Foto: Kevin S. Kurnianto
Tawaran proyek ini ke China terungkap usai pertemuan Luhut dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Danau Toba pada Selasa (12/1). Wang Yi kemudian bertemu dengan Presiden Jokowi dan Menlu RI Retno Marsudi pada Rabu (13/1) di Jakarta.
"Presiden Jokowi sudah menyampaikan ke Perdana Menteri Xi Jinping agar China dapat berpartisipasi dalam proyek tersebut," kata Luhut dalam keterangan tertulisnya pada Rabu (13/1) malam.
Sementara itu, Juru Bicara Menko Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi, tidak menampik pihaknya juga telah menawarkan pengerjaan kereta cepat Jakarta-Surabaya ke Jepang.
ADVERTISEMENT
"Kita tawarkan juga proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya lewat jalur selatan ke Jepang. Jadi idenya adalah kerja sama trilateral Jepang-RRT-Indonesia," kata Jodi saat dihubungi, Jumat (15/1).
Jodi mengatakan, usulan trilateral mulanya diusulkan pertama kali oleh Japan Bank for International Cooperation (JBIC). Namun, Jepang dikabarkan mundur dari proyek tersebut, sehingga ia belum bisa memastikan kelanjutan rencana trilateral itu.
Lalu, apakah Jepang kembali disalip China di proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya seperti di kereta cepat Jakarta-Bandung? Kita tunggu saja.