Proyek Migas Laut Dalam RI Bisa Kejar Target Prabowo untuk Swasembada Energi

17 Desember 2024 17:35 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Analis E&P Research Rystad Energy Stephen Salomo, di acara Media Briefing, Jakarta, Selasa (17/12/2024). Foto: Muhammad Fhandra Hardiyon/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Analis E&P Research Rystad Energy Stephen Salomo, di acara Media Briefing, Jakarta, Selasa (17/12/2024). Foto: Muhammad Fhandra Hardiyon/kumparan
ADVERTISEMENT
Lembaga internasional Rystad Energy meyakini proyek minyak dan gas (migas) Laut Dalam RI bisa mengejar target swasembada energi yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
ADVERTISEMENT
Analyst E&P Research Rystad Energy, Stephen Salomo, menjelaskan dari analisis yang dilakukan peluang Indonesia di industri hulu migas masih sangat besar. Bahkan, kata dia, Indonesia jadi salah satu negara yang jadi perhatian khusus para pelaku usaha di sektor hulu migas dunia.
"Ini tidak lepas dari beberapa temuan giant discovery yang terjadi dalam tiga tahun terakhir," ujar Stephen saat Media Briefing di Jakarta, Selasa (17/12).
Dalam strategi transisi energi yang diusung pemerintah, ada sejumlah skenario yang dibagi berdasarkan kecepatan transisi tersebut. Dari beberapa skenario, menurut Stephen ada satu kesamaan yang bisa dilihat, yakni sama-sama masih membutuhkan migas dalam jumlah yang besar.
"Mau skenario-nya slow transition, mau skenario-nya very fast transition, kita masih perlu minyak," sebut stephen.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan analisis yang dilakukan Rystad Energy, kawasan Asia Tenggara menjadi salah satu wilayah dengan nilai investasi hulu migas terbesar di dunia.
Total investasi proyek hulu migas yang sudah Final Investment Decision (FID) pada tahun 2025 mencapai USD 21 miliar, di mana secara persentase investasi tersebut 50 persen lebih dialokasikan untuk pengembangan cadangan gas.
Diketahui, potensi cadangan migas di Indonesia saat ini juga telah mulai bergerak ke wilayah laut dalam. Sebut saja Blok Masela, Geng North, Layaran, dan Tangkulo.
"Sepanjang tahun 2023-2024 ada 5 temuan besar di dunia adalah berasal dari deepwater. Kenapa itu semakin didorong, karena discovery-nya selalu besar," ucapnya.
Di sisi lain, proyek migas laut dalam juga dinilai akan makin sering digarap. Stephen menilai, ke depannya para kontraktor tak akan ragu untuk menggelontorkan investasi karena dengan perbaikan data serta perkembangan teknologi, diharapkan perekonomian sektor proyek migas laut dalam akan semakin baik.
ADVERTISEMENT
Ia menyebut, hal itu akan diikuti oleh tren penurunan ongkos produksi dari kegiatan migas laut dalam yang terjadi di dunia akan juga dialami di Indonesia.
"Kalau kita lihat dari sisi global, pertama teknologinya sudah berkembang, dulu development cost untuk deepwater mungkin secara global itu bisa sampai USD 14 per barel oil equivalent (BOE). Sekarang dengan teknologi di Guyana, Suriname, bahkan di Indonesia, kita bisa mencapai rata-rata di sekitar USD 8 per BOE," jelas Stephen.
Country Head Indonesia Rystad Energy, Sofwan Hadi, mengutarakan salah satu kunci utama dalam memanfaatkan potensi migas yang diyakini masih terkandung besar di Indonesia, ialah kecepatan dalam pengambilan keputusan.
Sofwan mengapresiasi apa yang terjadi dalam pengembangan Geng North yang menjadi salah satu temuan terbesar di dunia pada tahun 2023 dan respons pemerintah terhadap temuan tersebut.
ADVERTISEMENT
Katanya, kecepatan dalam proses pengembangan Geng North dan Indonesia Deepwater Development (IDD) untuk lapangan Gehem Wilayah Kerja (WK) Ganal dan WK Rapak patut diapresiasi karena dalam hitungan satu tahun sudah disetujui rencana pengembangan (Plan of Development/POD).
"Kalau kita lihat butuh pengambilan keputusan dengan cepat, dekati mereka (investor) tarik komitmen mereka pengerjaan proyek harus dipercepat," imbuh Sofwan.