Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Proyek Sodetan Ciliwung yang Digagas Ahok Sempat Mandek di Era Anies, Apa Kabar?
21 Februari 2021 14:16 WIB
ADVERTISEMENT
Jakarta kembali dilanda banjir tahun ini. Hujan yang terus-menerus membuat genangan air meluas hampir di seluruh wilayah bagian dengan ketinggian beragam mulai dari 30 cm hingga lebih dari 1 meter.
ADVERTISEMENT
Selain hujan yang tiada henti sejak dua hari lalu, banjir di Jakarta juga karena ada kiriman air dari wilayah hulu seperti Bogor yang memenuhi sungai-sungai ibu kota.
Salah satunya adalah Sungai Ciliwung yang kerap langganan banjir. Sungai ini sebenarnya memiliki proyek Sodetan Ciliwung untuk mengatasi banjir tahunan di Jakarta.
Proyek Sodetan Ciliwung dimulai sekitar 2013/2014 lalu, saat DKI Jakarta masih dipimpin Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Pada akhir 2013, Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BWSCC) di bawah Kementerian PUPR pun menandatangani kerja sama dengan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) sebagai kontraktor yang menggarap proyek ini.
Berdasarkan catatan kumparan, proyek Sodetan Ciliwung terdiri dari beberapa paket. Salah satunya pembuatan terowongan sepanjang 1,27 km dari kali Ciliwung hingga kali Cipinang. Lalu, dari kali Cipinang hingga Kanal Banjir Timur (KBT) akan dilakukan inlet dan outlet sodetan sekaligus normalisasi kali Cipinang.
ADVERTISEMENT
Delapan tahun berlalu, proyek ini belum juga rampung. Bagaimana progresnya di masa Era Anies Baswedan?
Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Junaini Yusuf mengatakan proyek sodetan Kali Ciliwung masih berjalan. Tahun ini, rencananya akan dilanjutkan, termasuk pembebasan lahan dan fisiknya.
"Untuk lahan, belum semua bebas. Rencana tahun ini mau dilanjutkan. Data (lahan yang sudah dan akan dibebaskan) saya belum tahu, bisa konfirmasi ke BWSCC," kata Junaini saat dihubungi kumparan, Minggu (21/2).
Junaini menjelaskan, dalam proyek sodetan kali Ciliwung, Pemprov DKI Jakarta hanya sebagai fasilitator terhadap warga yang terkena gusur lahan. Sedangkan eksekusi lahan dan pembangunan fisiknya dilakukan BWSCC yang berada di bawah Kementerian PUPR.
Hal yang sama juga diungkapkan Sekretaris SDA DKI Jakarta Dudi Gardesi. Dia menegaskan, pembebasan lahan dan konstruksi untuk proyek sodetan Ciliwung bukan dilakukan Pemprov DKI Jakarta.
ADVERTISEMENT
"Pembebasan (lahan) dan konstruksi oleh BBWSCC PUPR. Kami bantu termasuk sosialisasi warga juga melalui aparat wilayah," kata Dudi kepada kumparan secara terpisah.
Pemprov Tegaskan Semua Berkas Lahan Telah Diserahkan ke BBWSCC
Tahun lalu, BBWSCC mengatakan salah satu kendala proyek Sodetan Ciliwung karena Anies Baswedan belum menyerahkan semua berkas lahan yang diperlukan untuk dibebaskan. Saat itu, Kepala BBSWCC masih dipimpin Bambang Hidayah.
Lahan yang hingga tahun lalu yang belum dapat dibebaskan yakni kawasan Bidara Cina, Kampung Melayu, Jakarta Timur. Dia menyebut di kawasan ini perlu pembebasan lahan hingga 13 ribu meter yang berada di bantaran sungai Ciliwung.
"Karena bagaimanapun juga salah satu penyebab banjir di Jakarta karena air dari hulu kan. Jadi untuk itu perlu juga yang di hulu itu segera diselesaikan, kemudian rencana sodetan itu kan masih menunggu Pak Gubernur untuk penentuan lokasi yang dibebaskan," ujar Bambang di gedung DPRD DKI Jakarta tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Dikonfirmasi mengenai hal itu, Dudi menyebut persoalan berkas lahan sudah diserahkan tahun lalu juga. Menurutnya, urusan tersebut sudah selesai.
Surat berkas yang dimaksud, kata dia, adalah penetapan lokasi (penlok) yang lahannya akan dibebaskan. Penlok dibuat oleh oleh Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan (Citata) Provinsi DKI Jakarta.
"Ini (berkas lahan) sudah selesai tahun kemarin dan sudah diserahkan juga (ke BBWSCC)," kata Dudi.
Hingga saat ini, pihak BBWSCC belum menjawab pertanyaan kumparan mengenai kelanjutan pengurusan pembebasan lahan di proyek sodetan Ciliwung.
Proyek sodetan Ciliwung dinilai dapat mengurangi banjir karena mampu menampung debit air kiriman dengan memperlancar aliran sungai. Kemudian air dari sungai Ciliwung bisa dialirkan ke BKT hingga 60 meter kubik.
ADVERTISEMENT