Proyek Tetap Jalan, Ini Progres Terbaru Pembangunan Kilang Balikpapan dan Tuban

30 Juni 2021 19:41 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kilang Pertamina Balikpapan. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kilang Pertamina Balikpapan. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Pertamina (Persero) tetap melanjutkan pembangunan Kilang Balikpapan dan Kilang Tuban di masa pandemi. Kilang Balikpapan fase 1 ditargetkan rampung 2024, sedangkan Kilang Tuban pada 2027.
ADVERTISEMENT
Dalam proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, dilakukan pengembangan kilang minyak dan petrokimia dari kilang yang sebelumnya sudah lebih dulu ada. RDMP Balikpapan jadi salah satu proyek strategis nasional (PSN).
Proyek tersebut akan meningkatkan kapasitas kilang, memperbaiki kualitas produk, dan menurunkan harga pokok produksi bahan bakar minyak (BBM) yang akan mendorong peningkatan devisa serta penerimaan pajak. Upaya ini dilakukan dalam rangka mewujudkan kemandirian energi serta menekan defisit neraca perdagangan atau Current Account Deficit (CAD), dengan menurunkan impor produk BBM dan petrokimia secara signifikan.
"Proyek RDMP Kilang Balikpapan terdiri dari dua fase. Pada fase 1 yang ditargetkan selesai pada 2024, RDMP Kilang Balikpapan akan meningkatkan kapasitas produksi Kilang RU V Balikpapan dari 260 ribu barel per hari menjadi 360 ribu barel per hari dan menghasilkan produk-produk berkualitas yang memenuhi standar Euro V," kata Corporate Secretary Subholding Refining & Petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Ifki Sukarya, dalam keterangan tertulis, Rabu (30/6).
ADVERTISEMENT
Produk standar Euro V sendiri memiliki keunggulan yang utama yaitu lebih ramah lingkungan dengan bahan bakar minyak yang lebih berkualitas dengan tingkat konsumsi yang lebih hemat.
Pada fase 2 yang ditargetkan selesai pada 2026, sambung Ifki, proyek RDMP Balikpapan akan meningkatkan fleksibilitas pasokan minyak mentah sehingga kilang akan mampu mengolah minyak mentah yang lebih banyak tersedia di pasaran dengan harga lebih ekonomis, yaitu minyak mentah asam (sour crude) dengan kandungan belerang (sulfur) sebanyak 2 persen.
Ilustrasi kilang Pertamina di Balikpapan. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Dalam proyek ini, terdapat juga pengembangan sejumlah fasilitas pendukung di Terminal Lawe-Lawe, yaitu pembangunan dua tangki penyimpanan minyak mentah berkapasitas masing-masing 1 juta barel, pembangunan fasilitas penerimaan pasokan minyak mentah dari kapel tanker yang disebut Single Point Mooring (SPM) berkapasitas 320.000 deadweight tonnage (tonase bobot mati), serta pembangunan fasilitas pipa darat dan lepas pantai dari SPM ke Terminal Lawe-Lawe dan dan dari Terminal Lawe-Lawe ke Kilang Balikpapan.
ADVERTISEMENT
Ifki mengungkapkan bahwa hingga akhir Juni RDMP Kilang Balikpapan telah mengalami kemajuan pembangunan fisik sebesar 35,74 persen. PT Kilang Pertamina Balikpapan (PT KPB) sebagai penanggung jawab proyek telah melaksanakan acceleration meeting dengan joint operation (JO) pelaksana proyek.

GRR Tuban Target Rampung 2027

Selain Kilang Balikpapan, Pertamina juga tetap melanjutkan pembangunan Grass Root Refinery (GRR) Tuban yang dikerjakan PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PT PRPP). Sebelumnya, PT PRPP telah memulai penggarapan desain rinci bersama Spanish Tecnicas Reunidas SA (Tecnicas Reunidas).
Kick-off meeting untuk membahas desain rinci (Front End Engineering Design/FEED) diselenggarakan secara daring pada April lalu bersama Tecnicas Reunidas, menyusul telah tuntasnya desain dasar (Basic Engineering Design/BED) pada awal tahun 2021.
ADVERTISEMENT
Tecnicas Reunidas merupakan konsultan pelaksanaan kegiatan desain umum (General Engineering Design/GED). Dalam tahapan FEED, Tecnicas Reunidas mendapatkan kepercayaan untuk mengembangkan desain open-art units, sistem off-site dan utilities, pengawasan dan integrasi desain secara keseluruhan, termasuk data desain dari licensor (pihak pemberi lisensi).
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Dirut Pertamina Nicke Widyawati meninjau Kilang Minyak Pertamina Grass Root Refinery (GRR) Tuban, Jawa Timur. Foto: Resya Firmansyah/kumparan
Presiden Direktur PT PRPP Kadek Ambara Jaya mengatakan progres pekerjaan FEED hingga akhir Juni 2021 telah mencapai aktual 8,96 persen dibanding rencana di angka 3,53 persen.
“FEED ini merupakan salah satu milestone penting dalam proyek pembangunan kilang GRR Tuban. Dari FEED ini, diharapkan didapatkan gambaran secara spesifik terhadap peralatan kilang dan infrastruktur yang akan dibangun di kilang GRR Tuban,” ungkap Kadek dalam keterangan tertulis.
Progres lainnya adalah terkait aktivitas fisik pekerjaan Land Clearing Tahap 3, yang pada pertengahan Juni ini telah mencapai realisasi sekitar 35 persen dari target di angka 28 persen.
ADVERTISEMENT
Kilang GRR Tuban nantinya dikembangkan dan dikelola oleh PT PRPP, sebagai perusahaan joint venture antara perusahaan minyak dan gas bumi Indonesia PT Pertamina (Persero) dengan Rosneft Singapore Pte Ltd yang merupakan afiliasi perusahaan migas Rosneft asal Rusia.
Proyek kilang ini diharapkan rampung pada 2027 dan dapat menjadi jawaban atas isu pemenuhan energi nasional. Apabila tidak ada pembangunan kilang baru, maka impor BBM Indonesia diperkirakan akan meningkat dari 0,53 juta barel per hari (bph) menjadi 1 juta bph atau setara dengan 68 persen kebutuhan energi nasional.