Proyeksi Pertumbuhan Listrik di RUPTL 2021-2030 Turun Jadi 4,9 Persen

5 Oktober 2021 10:50 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gardu listrik PLN. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gardu listrik PLN. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 mempengaruhi seluruh lini bisnis, termasuk kelistrikan. Akibatnya pemerintah melakukan penyesuaian pada Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).
ADVERTISEMENT
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, sistem kelistrikan besar berpotensi over supply. Pasalnya penggunaan listrik cenderung menurun selama pandemi.
"Dampak pandemi COVID-19 berpengaruh pada pertumbuhan perekonomian yang juga berdampak pada pertumbuhan listrik yang menyebabkan beberapa sistem besar seperti sistem kelistrikan Jawa-Bali dan sistem Sumatera berpotensi over supply," ujar Arifin dalam webinar diseminasi RUPTL PLN 2021-2030, Selasa (5/10).
Dengan perubahan kondisi ini, PLN melakukan perubahan terkait Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL). Dia mengatakan, target pertumbuhan listrik di 2021 hingga 2030 diturunkan menjadi 4,9 persen
Sejumlah pekerja memperbaiki jaringan listrik di Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (25/5/2021). Foto: Aloysius Jarot Nugroho/Antara Foto
"Pertumbuhan listrik pada RUPTL sebelumnya sudah tidak sesuai. Dan untuk itulah RUPTL 2021-2030 diproyeksikan hanya tumbuh rata-rata sekitar 4,9 persen. (Di RUPTL) sebelumnya 6,4 persen," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara rasio elektrifikasi hingga akhir Juni 2021 tercatat rata-rata nasional telah mencapai 99,37 persen. Namun masih terdapat beberapa provinsi yang masih perlu perhatian khusus.
Daerah yang masih tertinggal yaitu Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua. Sementara program 35 ribu Megawatt akan terus dilanjutkan.
"Program 35 ribu megawatt juga terus dijalankan dan dalam 2 tahun ke depan akan masuk 14.700 megawatt yang sebagian besar dari PLTU batu bara," tutupnya.