PSBB Berlaku, Layanan Ekspor-Impor di Pelabuhan Tanjung Priok Tetap Jalan

1 April 2020 14:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kantor pengelola Pelabuhan Tanjung Priok yang merupakan anak perusahaan PT Pelindo II. Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kantor pengelola Pelabuhan Tanjung Priok yang merupakan anak perusahaan PT Pelindo II. Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mempercepat penanganan virus corona di Indonesia. Meski begitu, aktivitas ekspor dan impor di Pelabuhan Tanjung Priok tetap berjalan.
ADVERTISEMENT
Hal itu dibuktikan juga oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo saat melepas ekspor hasil perikanan dari Terminal Peti Kemas (TPK) Koja, Pelabuhan Tanjung Priok. Total yang diekspor 32 ribu ton hasil perikanan senilai Rp 194,6 miliar yang kebanyakan udang dan ikan beku beserta olahannya.
“Hasil perikanan itu diangkut dengan menggunakan KM OOCL Guangzhou ke 13 negara tujuan yakni Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Mauritus, Reunion, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat, Vietnam dan Lithuania. Sekali lagi kami pastikan bahwa layanan ekspor-impor di Pelabuhan Tanjung Priok tetap berjalan, di tengah pembatasan aktivitas masyarakat,” kata Direktur Komersial PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Rima Novianti, yang mendampingi Edhy berdasarkan keterangan tertulisnya, Rabu (1/4).
ADVERTISEMENT
Rima menjelaskan, pihaknya masih memberlakukan prosedur kesiapsiagaan dan pencegahan COVID-19 dengan antisipasi tinggi untuk melindungi semua petugas lapangan. Terkait kebijakan PPSB, pihaknya terus mencermati arahan dan pengaturan lebih lanjut dari pemerintah.
Suasana di Pergudangan Marunda Center, Taruma Jaya, Bekasi Utara (19/12). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
“Sejauh ini belum ada prosedur khusus terkait PSBB di terminal peti kemas. Sebagai operator pelabuhan, IPC tentu siap menyesuaikan jika pemberlakuan PSBB ini berdampak terhadap operasional dan aktivitas logistik di pelabuhan,” ujar Rima.
Sementara itu, GM TPK Koja Hudadi mengungkapkan, interaksi antarmanusia di terminal peti kemas semakin jauh berkurang. Di TPK Koja, misalnya, tenaga manusia yang bertugas di dermaga bisa dihitung dengan jari.
“Semuanya serba digital. Paling yang ada di lapangan adalah operator crane dan petugas tally, yang mengatur lalu lintas peti kemas dari kapal ke lapangan penumpukan kontainer. Pergerakan peti kemas itu sendiri dioperasikan dengan menggunakan alat-alat berat modern, yang dikontrol secara digital,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Untuk memastikan keamanan dan keselamatan petugas operator di lapangan, sejak Februari lalu, pihak pelabuhan sudah menerapkan prosedur tambahan seperti kewajiban pemakaian Alat Pelindung Diri (APD). Secara berkala, petugas juga melakukan sterilisasi di sekitar dermaga.