PT Garam Minta Bantuan Modal untuk Samai dengan Kualitas Impor

21 Januari 2020 16:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petani memanen garam di Desa Tambak Cemandi, Sedati, Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu (8/9). Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq
zoom-in-whitePerbesar
Petani memanen garam di Desa Tambak Cemandi, Sedati, Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu (8/9). Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq
ADVERTISEMENT
PT Garam (Persero) tengah berupaya meningkatkan hilirisasi untuk pengelolaan garam. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kualitas garam dalam negeri agar tak kalah dengan garam impor.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT Garam, Budi Sasongko, menyampaikan saat ini kualitas garam lokal sudah mampu mendekati dengan kualitas garam impor asal Australia.
"Garam rakyat tidak kalah dengan garam Australia. Tidak kalah. Ini sertifikat analisis saya tanya NaCL 99,23 persen, enggak kalah dengan Australia hampir 100 persen NaCL. Makanya, PT Garam didorong ada PMN. Kami enggak punya dana, perlu ada PMN," katanya saat rapat bersama Komisi IV DPR, Jakarta, Selasa (21/1).
Berdasarkan catatannya, pada tahun 2015 perseroan telah mendapat dana PMN senilai Rp 205 miliar. Sementara pada tahun lalu sekitar Rp 3,5 miliar.
Budi menuturkan beberapa daerah yang telah mampu memproduksi garam dengan kualitas bagus antara lain di Madura, Gresik, dan Lamongan.
Petani memanen garam di Kelurahan Pallengu, Bangkala, Jeneponto, Sulawesi Selatan. Foto: ANTARA FOTO/Arnas Padda
Saat ini, perseroan telah memiliki 4 pabrik. Dengan adanya bantuan PMN, diharapkan bisa membangun pabrik baru. Sebab perseroan mengakui tidak memiliki modal untuk investasi.
ADVERTISEMENT
"Modal kami enggak punya, terus terang keuntungan kita (2019) hanya Rp 12 miliar. Untuk capex kita kecil," ujarnya.
Menurut dia, dua cara untuk meningkatkan kualitas dan harga garam dalam negeri lebih stabil yaitu memaksimalkan penyerapan garam rakyat dan penambahan pabrik.
"Karena di Australia gitu," katanya.