PT Inalum Bukukan Laba Bersih Rp 1,6 Triliun di Kuartal I 2021

7 Mei 2021 18:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di Pabrik Inalum di Kuala Tanjung, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara. Foto: Moh Fajri/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Pabrik Inalum di Kuala Tanjung, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara. Foto: Moh Fajri/kumparan
ADVERTISEMENT
Holding BUMN sektor pertambangan PT Inalum (Persero) atau MIND ID mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,6 triliun pada kuartal I 2021. Perolehan ini naik signifikan dibanding pada periode yang sama tahun lalu saat perseroan mencatatkan rugi Rp 1,01 triliun.
ADVERTISEMENT
“Laba bersih kita di 2020 itu Rp 1,8 triliun full year, ini untuk kuartal pertama sampai dengan Maret 2021 itu laba bersih kita Rp 1,6 triliun. Kalau lihat di kuartal pertama tahun lalu, itu kita rugi Rp 1,01 triliun,” ujar Direktur Utama MIND ID, Orias Petrus Moedak dalam konferensi pers virtual, Jumat (7/5).
Orias merinci pendapatan pada kuartal I 2021 menembus Rp 19,2 triliun, naik dari capaian di kuartal I 2020 yang tercatat sebesar Rp 16,2 triliun. Adapun aset MIND ID sampai Maret 2021 tercatat sebesar Rp 187,4 triliun, naik dari Rp 181,1 triliun pada periode yang sama 2020. Sementara kas dan setara kas mencapai Rp 29,4 triliun, meningkat dari Rp 22,2 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Dirut PT Inalum Orias Petrus Moedak di PLTA Tangga. Foto: Moh Fajri/kumparan
Orias mengatakan membaiknya kinerja keuangan pada kuartal I 2021 ini dipicu dari meningkatnya produksi dan penjualan dari beberapa komoditas, antara lain bijih nikel, dan bijih bauksit.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data yang dipaparkannya, produksi bijih nikel pada kuartal I 2021 naik menjadi 2,65 juta ton dari 629 ribu ton pada kuartal I 2020, lalu produksi bijih bauksit menjadi 563 ribu ton dari 332 ribu ton pada kuartal I 2021.
“Kenapa bisa demikian hasilnya? Harga komoditi meningkatkan signifikan, kecuali beberapa agak lambat, tapi yang lain cepat,” ujarnya. Perbaikan di kuartal I 2021 juga tidak terlepas dari kontribusi komoditas emas yang cukup moncer. Orias merinci penjualan emas kuartal I 2021 melesat menjadi 7,4 ton dari 4,8 ton pada periode yang sama tahun lalu. Orias mengatakan hal ini disebabkan masyarakat lebih banyak memburu emas pada saat pandemi.
“Emas anomali, kalau ekonomi tidak membaik harga emas meningkat karena demand banyak. Tapi saat kondisi ekonomi membaik, itu harga emas cenderung turun, karena orang tidak mau beli emas, tapi berinvestasi,” ujarnya.
ADVERTISEMENT