Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
PT Len Industri Ajukan PMN Rp 1,75 T untuk Bikin Pesawat hingga Amunisi Kaliber
20 September 2023 14:55 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Induk BUMN Pertahanan atau DEFEND ID, PT Len Industri (Persero), meminta persetujuan Komisi XI DPR untuk memberikan suntikan dana melalui Penyertaan Modal Negara (PMN ) tunai senilai RP 1,75 triliun.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT Len Industri Bobby Rasyidin, mengatakan PMN tersebut akan dialokasikan untuk empat entitas. Pertama, PT Len Industri senilai Rp 367 miliar untuk pembangunan radar nasional.
Kemudian PT Pal Indonesia senilai Rp 427 miliar. Untuk peningkatan kapasitas produksi melalui akuisisi galangan kapal baru dan perbaikan upgrade fasilitas.
"Untuk PT Dirgantara Indonesia, peningkatan kapasitas produksi pesawat CN235, pembangunan fasilitas produksi pesawat N219 dan revitalisasi fasilitas pendukung senilai Rp 543 miliar," kata Bobby dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI, Rabu (20/9).
Keempat, untuk PT Pindad senilai Rp 417 miliar. "Pindad ini digunakan untuk pengembangan lini produksi munisi kaliber kecil dan pengembangan fasilitas produksi medium tank dan kendaraan tempur," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
PT Len Industri juga mengajukan PMN nontunai senilai Rp 456 miliar. Dengan rincian untuk PT Len Industri senilai Rp 32,06 miliar, PT Pal Indonesia Rp 157 miliar. Kemudian PT Pindad Rp 266 miliar.
Bobby mengeklaim banyak sekali manfaat yang akan diterima PT Len Industri, jika PMN tunai dan nontunai ini disetujui.
"Manfaat PMN tunai dan non tunai ini untuk mendukung kemandirian berdaya saing, untuk mendukung pertahanan nasional yang berefek gentar," ungkapnya.
Tak hanya itu, suntikan modal dari pemerintah juga berdampak terhadap pengurangan impor atau substitusi impor dan peningkatan TKDN komponen industri pertahanan.
"(Melalui PMN) perusahaan bisa memiliki struktur permodalan yang lebih sehat dan memiliki potensi lebih tinggi untuk ekspansi," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 5 November 2024, 20:55 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini