PT MRT Jakarta Ungkap Dampak Usai Insiden Material Konstruksi Gedung Kejagung

31 Mei 2024 18:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konstruksi bangunan jatuh di jalur MRT Jakarta Blok M, Kamis (30/5/2024). Foto: Dok. MRT Jakarta
zoom-in-whitePerbesar
Konstruksi bangunan jatuh di jalur MRT Jakarta Blok M, Kamis (30/5/2024). Foto: Dok. MRT Jakarta
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT MRT Jakarta (Perseroda) mengungkapkan dampak insiden material besi dari alat konstruksi proyek yang digarap oleh PT Hutama Karya (Persero). Insiden itu sempat mengganggu operasional kereta MRT Jakarta.
ADVERTISEMENT
Operasional MRT Jakarta sempat berhenti sekitar tujuh jam dari pukul 16.54 WIB hingga 00.00 WIB pada Kamis (30/5). Hal itu karena material konstruksi gedung Kejaksaan Agung (Kejagung) jatuh ke jalur MRT Jakarta, di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
“Atas nama PT MRT Jakarta (Perseroda), kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan dari insiden yang terjadi sehingga masyarakat tidak bisa menggunakan layanan kami. Kami telah melakukan assessment untuk menemukan penyebab insiden ini agar kejadian serupa tidak terulang pada waktu yang akan datang,” kata Kepala Divisi Corporate Secretary PT MRT Jakarta, Ahmad Pratomo, melalui keterangan tertulis, Jumat (31/5).
Berdasarkan hasil investigasi atas insiden kemarin oleh Tim MRT Jakarta, ditemukan bahwa pada pukul 16.45 WIB terjadi benturan antara kereta dengan material besi yang jatuh tersebut. Sehingga mengakibatkan gangguan listrik di Stasiun Cipete Raya hingga Stasiun Bundaran HI. Masinis melaporkan diduga material besi jatuh di petak jalan antaran Stasiun Blok M BCA dan ASEAN dan menimpa kabel listrik.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, pada pukul 16.54 WIB, MRT Jakarta mengevakuasi seluruh penumpang yang ada di setiap stasiun dan kereta dan menginformasikan kepada publik terkait insiden tersebut. Pukul 17.05 WIB, tim pemeliharaan MRT Jakarta tiba di lokasi dan melaksanakan prosedur pembersihan dan pemeriksaan dampak insiden terhadap sarana dan prasarana MRT Jakarta.
Pada pukul 20.17 WIB, seluruh material besi telah berhasil dibersihkan dari lokasi insiden. Selanjutnya, perbaikan terhadap kabel listrik aliran atas (overhead catenary system), ratangga (rolling stock) terdampak dilakukan.
Kemudian pada pukul 23.13 WIB, prosedur pemeriksaan dan pengujian aliran listrik dilaksanakan untuk memastikan seluruh aliran listrik telah kembali berfungsi dengan baik. Pada pukul 23.46 WIB, seluruh pengujian terhadap sarana dan prasana terdampak sudah dalam kondisi yang baik.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, pada pukul 00.26 WIB, dilakukan uji coba perjalanan kereta untuk mengetahui hasil perbaikan yang telah dilakukan. Hingga pukul 03.00 WIB, diputuskan bahwa MRT Jakarta dapat beroperasi sesuai dengan jadwal operasional normal.
“Meskipun area insiden telah steril dari material besi, sebagai bagian dari prosedur keamanan dan keselamatan MRT Jakarta, kami harus melakukan serangkaian prosedur pemeriksaan menyeluruh dan perbaikan terhadap sarana dan prasarana seperti kabel listrik aliran atas, ratangga, dan rel," kata Pratomo.
"Proses ini memerlukan waktu agar aspek keselamatan dan keamanan pelanggan yang menjadi prioritas MRT Jakarta, terpenuhi sebelum kami akhirnya kembali dapat mengoperasikan layanan MRT Jakarta,” tambahnya.
Masyarakat dapat kembali menggunakan MRT Jakarta sesuai jam operasional yang berlaku, yaitu mulai pukul 05.00 hingga 24.00 WIB.
ADVERTISEMENT
Pratomo juga menanggapi informasi yang beredar di masyarakat kalau insiden terjadi akibat induksi elektromagnetik. Menurutnya, itu merupakan respons terlalu dini dan masih perlu dibuktikan lebih lanjut. Sebab berpotensi menimbulkan kegaduhan dan spekulasi yang tidak semestinya di masyarakat.
“Berdasarkan informasi dari tim kami di lapangan, struktur crane dibangun di area insiden tanpa adanya koordinasi terlebih dahulu dengan pihak MRT Jakarta. Melihat hal tersebut, kami berinisiatif berkoordinasi dengan tim kontraktor tersebut dan merekomendasikan agar menghentikan sementara hingga seluruh aspek keselamatan dan keamanan terpenuhi,” tutur Pratomo.