PT Sritex Buka Suara soal Isu Bangkrut

24 Juni 2024 19:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pabrik Sritex Sukoharjo. Foto: Dok. Sritex
zoom-in-whitePerbesar
Pabrik Sritex Sukoharjo. Foto: Dok. Sritex
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex buka suara terkait kabar bangkrut. Direktur Keuangan Sritex, Welly Salam, membantah adanya putusan pailit dari pengadilan karena perseroan masih beroperasi. Restrukturisasi melalui Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) diklaim sudah selesai.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Welly mengakui kinerja perusahaan saat ini memang menurun.
“Penyebab atas penurunan pendapatan secara drastis akibat COVID-19 dan persaingan yang ketat di industri tekstil global,” ujar Welly dalam keterbukaan informasi BEI.
Welly menyebut over suplai tekstil yang terjadi di China menyebabkan terjadinya dumping harga. Produk dumping tersebut menyasar ke negara di luar Eropa dan China yang longgar aturan impornya, salah satunya adalah Indonesia.
Sementara itu, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita akan mempelajari penyebab kabar emiten industri tekstil, PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex terancam bangkrut.
“Itu harus kita pelajari mengapa bangkrut. Ya kita mesti lihat model bisnisnya seperti apa di Sritex grup itu,” ujar Agus di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/6).
ADVERTISEMENT
Agus belum bisa memastikan alasan perusahaan tekstil terbesar di Asia Tenggara itu mengalami penurunan kinerja. “Apakah bangkrutnya murni karena tekstil, apakah ada masalah-masalah yang dihadapi pusat,” ujar Agus.
Lebih lanjut, Agus menjelaskan pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) saat ini belum berdampak pada sektor manufaktur di Tanah Air.
“Terkait dengan pelemahan rupiah, industri atau manufaktur resilience pada dasarnya seperti itu. Memang ada tantangan, tapi saya kira ketahanan kita tetap tinggi,” kata Agus.