PT Timah Ungkap Kendala Jalankan Proyek Logam Tanah Jarang

25 April 2025 10:56 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi logam tanah jarang atau rare earth element. Foto: Phawat/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi logam tanah jarang atau rare earth element. Foto: Phawat/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah (Persero) Tbk (TINS), memastikan proyek pengembangan mineral Logam Tanah Jarang (LTJ) atau Rare Earth Element tetap berjalan.
ADVERTISEMENT
PT Timah saat ini tengah mengembangkan Pilot Plant Logam Tanah Jarang (LTJ) di Tanjung Ular, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Fokus utama saat ini adalah revitalisasi dan modifikasi Pilot Plant sebagai fasilitas pengolahan monasit untuk dapat dimanfaatkan kembali sebagai bagian dari pengembangan LTJ.
Wakil Direktur Utama MIND ID, Dany Amrul Ichdan, mengatakan PT Timah memiliki kelolaan LTJ yang jarang dimiliki oleh negara-negara lain, serta kemampuan untuk memproses LTJ di dalam negeri. Sehingga nilai tambah dan manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat.
"Rare Earth Element ini terdiri dari 15 unsur, dengan unsur dominan anatara lain Cerium, Lantanum, Neodymium dan Praseodimium. Dengan pengembangan rare earth ini, kami yakin Indonesia mampu menjadi basis bagi pengembangan ekosistem industri strategis masa depan," kata Dany melalui keterangan resmi, Jumat (25/4).
ADVERTISEMENT
PT Timah diharapkan dapat cepat menciptakan nilai tambah melalui industrialisasi LTJ. Hal ini sekaligus mendorong inovasi teknologi dan peningkatan nilai tambah ekonomi. Terlebih, LTJ sangat dibutuhkan oleh industri-industri strategis seperti magnet permanen, baterai hybrid, elektronik, dan katalis.
Ilustrasi PT Timah. Foto: T. Schneider/Shutterstock
Direktur Pengembangan Usaha PT Timah, Dicky Octa Zahriadi, menyampaikan pada 2024 pengembangan LTJ berfokus pada pencarian mitra teknologi untuk mempercepat pengolahan monasit menjadi produk Mix Rare Earth Carbonate.
"Untuk mendukung pengembangan teknologi pengolahan monasit, PT Timah bekerja sama dengan berbagai lembaga mitra teknologi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri," ujar Dicky.
Dicky juga menjelaskan bahwa LTJ mengandung thorium yang dapat dioptimalkan menjadi sumber energi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
"Dengan terus berupaya memanfaatkan potensi thorium dalam negeri, kita dapat berkontribusi dalam meningkatkan nilai tambah dari pengolahan LTJ untuk mendorong kemandirian energi," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sejatinya, Pilot Plant LTJ ini telah dimulai sejak tahun 2010 silam. Namun dalam perjalanannya, kata Dicky, ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam pengembangan fasilitas pengolahan ini.
Kendalanya yakni ketersediaan teknologi pengolahan yang teruji masih terbatas, sedikitnya opsi mitra strategis yang memiliki teknologi dan pengalaman, serta proses revitalisasi pilot plant memerlukan waktu dan dukungan teknis.
"PT Timah terus berkomitmen untuk mengoperasikan pilot plant sebagai tahap awal validasi teknologi dan pengujian skala terbatas," tegas Dicky.
PT Timah berencana untuk membangun pabrik pengolahan LTJ skala komersial dengan bahan baku dari monasit sebagai mineral ikutan timah. Perusahaan juga akan meningkatkan kolaborasi strategis dengan mitra teknologi untuk percepatan penguasaan teknologi pengolahan LTJ.
"Dengan adanya pengembangan LTJ di dalam negeri, PT Timah berupaya untuk memperluas rantai pasok industri berbasis sumber daya alam mineral nasional," tutur Dicky.
ADVERTISEMENT