PT Vale Indonesia Targetkan Peningkatan Produksi 3 Kali Lipat hingga 2025

5 Juli 2022 19:08 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pekerja mengawasi aliran logam cair panas yang mengalir dari tungku di pabrik nikel Vale, di Sorowako, Sulawesi Selatan. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pekerja mengawasi aliran logam cair panas yang mengalir dari tungku di pabrik nikel Vale, di Sorowako, Sulawesi Selatan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) berencana akan menggenjot produksi nikel hingga tiga kali lipat dalam rentang waktu tiga tahun ke depan atau sampai tahun 2025.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Vale Indonesia Febriany Eddy menjelaskan, target tersebut akan didukung oleh tiga komitmen investasi pembangunan pabrik nikel di Sulawesi Selatan (Sulsel), Sulawesi Tengah (Sulteng), dan Sulawesi Utara (Sultra).
"Dalam tiga tahun ke depan, diproyeksikan produksi mencapai lebih dari tiga kali lipat termasuk dari area pembangunan baru," kata Febriany saat rapat dengan Komisi VII DPR, Selasa (5/7).
Febriany melanjutkan, sepanjang sejarah berdirinya PT Vale Indonesia, perusahaan telah melakukan ekspansi secara bertahap. Pertama ekspansi satu lini, kemudian tiga lini di mana turut ada pengembangan PLTA, dan empat lini.
Dia pun memaparkan tiga rencana pembangunan PT Vale Indonesia. Pertama Pabrik Sorowako yang telah beroperasi di Sulteng, rencananya akan dibangun pabrik baru yang akan memproduksi feronikel hingga 73.000 ton.
ADVERTISEMENT
Proyek ini, kata Febriany, sudah masuk tahap pra konstruksi dan sedang menyelesaikan proses perizinan pembebasan lahan yang belum tuntas.
Sebuah dump truck mengangkut material tambang di tambang nikel PT. Vale Indonesia di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan. . Foto: Shutter Stock
Lanjut Febriany, PT Vale Indonesia juga akan membangun pabrik baru di Sultra. Pabrik ini nantinya akan menggunakan teknologi HPAL (hidrometalurgi) dan akan menggunakan nikel limonite dengan kapasitas 120.000 ton.
"Pelabuhan sudah jadi tapi kita bangun untuk 40.000, jadi sekarang ada ekspansi 120.000 ton," kata dia.
Lalu terakhir, pabrik baru di Sulsel yang akan berkapasitas 60.000 ton nikel dalam mixed hydroxide precipitate (MHP). Saat ini pihaknya sedang dalam proses membuat program pembangunan yang lebih detail.
Adapun PT Vale Indonesia mendapatkan Kontrak Karya (KK) dengan konsesi lahan jumbo sebesar 6,6 juta hektar sejak tahun 1968. Meski begitu, Febriany berkata seiring berjalannya waktu ada penurunan konsesi drastis menjadi hanya 118 ribu hektar.
ADVERTISEMENT
"Penciutan terbesar itu tahun 2014 yang kami pegang saat itu 190 ribu, kami ciutkan 72 ribu atau sekitar 40 persen. Yang 118 ribu ini dipertahankan untuk masuk ke dalam rencana jangka panjang kita. Area kondensasi 118 ribu hektar ini mencakup tiga provinsi di Sulsel, Sulteng, dan Sultra," papar dia.