PTBA Target 30 Persen Pendapatan Berasal dari Bisnis Energi di 2030

27 November 2023 13:30 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA), Arsal Ismail. Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA), Arsal Ismail. Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencanangkan diversifikasi bisnis di luar bisnis pertambangan batu bara untuk mendukung program transisi energi, dengan target 30 persen pendapatannya berasal dari bisnis energi di tahun 2030.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail, menuturkan secara bisnis perseroan berupaya menjajaki diversifikasi bisnis di luar batu bara, termasuk pengembangan pembangkit energi baru terbarukan (EBT).
"Untuk program sampai dengan 2030, PTBA memiliki target pendapatan perusahaan mencapai 30 persen dari total pendapatan berasal dari bisnis energi," ungkapnya saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR, Senin (27/11).
Arsal melanjutkan, ada beberapa program yang tengah dilakukan untuk mendukung target tersebut. Termasuk untuk menguatkan dari sisi pendanaan dan tata kelola, PTBA akan menjajaki serangkaian kerja sama.
"Kami akan melakukan penjajakan pendanaan green project dengan lembaga keuangan, joint partnership lembaga keuangan untuk mendukung implementasi dekarbonisasi, dan penyelesaian scope 3 emission assessment," jelasnya.
Di sisi lain, kata Arsal, PTBA juga berusaha untuk melakukan pengurangan emisi pada bisnis. Pada tahun 2018, perusahaan mencatat total konsumsi energi mencapai 4,5 giga joule dengan pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 90.000 ton CO2 ekuivalen.
ADVERTISEMENT
Kemudian di tahun 2023, Arsal mengungkapkan per Oktober 2023 PTBA telah mengkonsumsi 11,2 juta giga joule energi dan berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 186 ribu ton CO2 ekuivalen.
"Tentunya angka ini terus bertambah dan ada pengurangan lebih besar di akhir tahun sesuai efisiensi yang kami lakukan," imbuh Arsal.
Adapun beberapa program PTBA sebagai upaya pengurangan emisi gas rumah kaca yakni elektrifikasi peralatan tambang, reforestasi, penggunaan bus listrik, solar cell, modifikasi pada coal handling facility, optimasi hauling road dan jalan alat berat, dan digitalisasi seperti e-mining reporting system.
Sementara untuk rencana 3 tahun ke depan dalam peta jalan PTBA yakni re-baseline learning emisi GRK, program audit energi berpartisipasi dengan pasar karbon, persiapan adopsi transportasi, persiapan adopsi task force on climate-related financial disclosures (TCFD), dan kerangka keuangan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
"Dari sisi operasional kami juga melakukan implementasi penurunan emisi dengan menggunakan biodiesel, pengembangan digitalisasi di area tambang, peningkatan porsi elektrifikasi pertambangan, pelatihan dan kebijakan eco driving, penggunaan biomassa untuk co-firing pada PLTU yang kami miliki," tutur Arsal.
Kemudian dari sisi pengembangan usaha, lanjut Arsal, pihaknya juga terus melakukan riset dan pengembangan proyek dekarbonisasi dan pilot project memulai konstruksi EBT untuk mendukung dekarbonisasi.
Selanjutnya dari sisi rantai pasok, PTBA melakukan optimasi kegiatan reklamasi, peningkatan porsi elektrifikasi tambang, peningkatan bauran EBT pada operasional tambang dan fasilitas pendukung, serta kerja sama dengan coal offtaker untuk pengurangan emisi.
"Dari sisi pengembangan kami akan melakukan pilot project CCUS PLTU, optimasi landbank sebagai lahan hijau untuk offset dan inset emisi, pengukuran implementasi R&D dan PLTU eksisting untuk mendorong peningkatan efisiensi," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Untuk program jangka panjang hingga tahun 2060, PTBA mencanangkan implementasi CCS untuk PLTU eksisting, peningkatan penggunaan hidrogen alat tambang, peningkatan porsi bauran EBT pada operasional tambang, peningkatan pendapatan bisnis hijau selain tambang, dan pembangkitan utilisasi Coal Mine Methane dalam operasional.
"Kami juga memaksimalkan reklamasi lahan di wilayah Izin Usaha Pertambangan yang dimiliki dan inisiasi karbon budget emission," pungkas Arsal.