PTDI Produksi Massal Pesawat N219 Mulai Pertengahan Tahun Ini

3 Februari 2020 20:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat N219 karya anak bangsa. Foto: Dok. PT dirgantara Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat N219 karya anak bangsa. Foto: Dok. PT dirgantara Indonesia
ADVERTISEMENT
PT Dirgantara Indonesia (Persero) atau PTDI memastikan produksi pesawat N219 bisa direalisasikan pada pertengahan tahun 2020 ini.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PTDI Elfien Goentoro mengatakan, hal tersebut sesuai dengan rencana awal. Saat ini, menurut dia, persiapan produksi ada dalam tahap menyelesaikan proses sertifikasi pesawat.
“Rencana setelah tc (type certificate) di pertengahan tahun ini. Ya kita kearah persiapan kearah produksi. Mudahan mudahan kita harus bisa tetap sesuatu schedule,” ujar Elfien ketika ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Senin (3/2).
Dia pun mengungkapkan, nantinya pengiriman pertama pesawat N219 tersebut akan dilakukan kepada Pemerintah Daerah (Pemda) Aceh.
“Yang pertama sudah kita janji sesuai dengan Letter of Interest (LOI), Pemda Aceh yang akan kita first delivery,” sambungnya.
Direktur Utama PTDI Elfien Goentoro. Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Elfien menerangkan, pesawat tersebut akan diproduksi masal secara bertahap. Ditargetkan ke depan, produksi N219 mencapai 36 unit per tahun.
ADVERTISEMENT
"Produksi massal targetnya bertahap, dari mulai 4 kita delivery pasti 2 dulu. Setelah itu 12 dan bergerak mengikuti pasar, saya kira sangat besar untuk Indonesia bisa sampai 36 per tahun," jelasnya.
Dalam hal anggaran, Elfien menyebut, jumlahnya bisa tergantung pada kebutuhan pengembangan pesawat.
"Kalau 12 pesawat kita butuh dana pengembangannya mungkin sekitar USD 30 juta, itu supaya kita bisa meningkatkan kapasitas kita dulu untuk bisa kita memproduksi 12 per tahun,” kata dia.
Ke depan, BUMN produsen pesawat ini tak menutup kesempatan bagi investor yang berkeinginan menanamkan modal untuk produksi. Sebab, dana yang digelontorkan pemerintah hanya diperuntukkan bagi pengembangan pesawat.
"Terbuka baik swasta atau swasta luar negeri," ucapnya.