news-card-video
13 Ramadhan 1446 HKamis, 13 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

PTDI Proyeksi Produksi Pesawat hingga 2029 Capai 143 Unit, Nilainya Rp 51 T

12 Maret 2025 14:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza menyaksikan penandatanganan kerja sama antara PTDI dan PT YPTI di kantor Kemenperin, Jakarta, Rabu (12/3). Foto: Muhammad Fhandra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza menyaksikan penandatanganan kerja sama antara PTDI dan PT YPTI di kantor Kemenperin, Jakarta, Rabu (12/3). Foto: Muhammad Fhandra/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) memproyeksi kebutuhan produksi pesawat hingga tahun 2029 akan mencapai 143 unit. Total nilai produksinya mencapai USD 3,1 miliar atau setara Rp 51 triliun (kurs Rp 16.453 per dolar AS).
ADVERTISEMENT
Menurut Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (Ilmate) Kementerian Perindustrian, Setia Diarta, produksi pesawat tersebut, terdiri dari 46 unit pesawat terbang CN235, 31 unit pesawat terbang NC212i, dan 66 unit pesawat terbang N219.
"Kebutuhan produksi pesawat sampai tahun 2029 akan mencapai senilai USD 3,1 miliar," ujar Setia dalam acara Penandatanganan Kerja Sama PTDI dan PT YPTI di kantornya, Jakarta, Rabu (12/3).
Proporsi komponen yang diproduksi melalui proses machining pada setiap pesawat berkisar 19-20 persen dari total keseluruhan part.
Selain itu, sebagai supplier dari Original Equipment Manufacturer (OEM) global seperti Airbus dan Bell, PTDI menargetkan peningkatan kontrak proyek aerostructure dari USD 12,9 juta pada tahun 2025 menjadi USD 50 juta di tahun 2032, serta machining parts menyumbang sekitar 10–20 persen dari total pesanan aerostructure.
ADVERTISEMENT
"Namun, PTDI menghadapi tantangan keterbatasan kapasitas produksi akibat usia mesin yang telah lebih dari 15 tahun sehingga tingkat produktivitas dan keandalan relatif turun, serta sering mengalami downtime karena sulitnya mendapatkan suku cadang pengganti di pasaran," lanjutnya.
Maka dari itu, untuk memenuhi peningkatan permintaan pesawat dan aerostructure tersebut, PTDI bakal melakukan modernisasi fasilitas machining (CNC) melalui kolaborasi dengan PT Yogya Presisi Teknikatama Industri (PT YPTI) yang merupakan perusahaan produsen CNC dalam negeri.