news-card-video
4 Ramadhan 1446 HSelasa, 04 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Pulau Mesa di NTT Pernah Gelap Gulita karena Mesin PLTD Swasta Rusak

2 April 2018 7:27 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PLN Menerangi Kabupaten Rote Ndao NTT (Foto: PLN)
zoom-in-whitePerbesar
PLN Menerangi Kabupaten Rote Ndao NTT (Foto: PLN)
ADVERTISEMENT
Fasilitas listrik di Nusa Tenggara Timur (NTT) belum merata. Salah satunya di Pulau Mesa. Warga di sana tak menyangka kampung mereka akan ditinggal pergi oleh pengembang listrik swasta begitu saja karena mesin diesel yang digunakan untuk mengalirkan listrik ke rumah warga rusak. Pulau Mesa pun gelap gulita.
ADVERTISEMENT
General Manager PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Wilayah NTT, Christyono, menceritakan beberapa tahun lalu di pulau yang dihuni 450 kepala keluarga ini pernah dialiri listrik dari pengembang lokal. Mereka menjual listrik menggunakan tenaga diesel berkapasitas besar ke warga seharga Rp 10.000 per 6 jam.
Lama kelamaan, mesin diesel itu ternyata rusak. Setelah diputuskan mesin diesel tersebut tak bisa digunakan lagi, mereka pun keluar dari Pulau Mesa.
“Ditinggalkan begitu saja mesinnya. Padahal sebelumnya, mereka (penduduk Pulau Mesa) mesti bayar lho Rp 10.000 per malam itu. Besar banget,” kata Christ kepada kumparan (kumparan.com), Senin (2/4).
Suasana di Pulau Rinca, NTT. (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Pulau Rinca, NTT. (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
Setelah pengembang lokal itu keluar, kata Christ, warga di sana kemudian membeli genset berukuran kecil sebagai pembangkit listrik yang digunakan sehari-hari. Setiap 1 tangki mesin genset menampung sekitar 4 liter bensin. Warga mendapatkan bensin dari Labuan Bajo dengan harga tertinggi bisa mencapai Rp 11.000 per liter.
ADVERTISEMENT
“1 tangki itu paling hanya bisa menghasilkan listrik 4-5 jam saja,” lanjutnya.
Karena itu, akhirnya PLN masuk ke Pulau Mesa untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di sana. Kapasitas listriknya sekitar 100 KiloWatt (KW). Adapun lamanya listrik bisa menyala dari pukul 18:00 WITA hingga pukul 06:00 WITA atau sekitar 12 jam.
Pulau Mesa menjadi satu di antara tiga pulau di wilayah sekitar Labuan Bajo yang akan dilistriki. Dua pulau lainnya adalah Pulau Seraya dan Pulau Papagarang akan dialiri listrik dengan kapasitas sebesar 100 KW. Ketiga pulau tersebut masuk dalam program Listrik Desa (Lisdes) 2018.
Dari catatan PLN, Pulau Seraya lebih mudah dibangun PLTD sebab letak rumah warga di sana berkelompok atau berdekatan. Sehingga pemasangan jaringan kabel dan instalasi listrik lebih mudah.
ADVERTISEMENT
“Di Seraya juga penduduknya lebih banyak karena dekat dengan Labuan Bajo. Kalau di Pulau Papagarang lebih kecil dan lebih susah karena mereka tinggal berjauhan di pinggir pantai, lokasinya agak susah,” ucapnya.
Christ mengaku belum bisa mengandalkan potensi sumber energi terbarukan di ketiga pulau ini karena prosesnya membutuhkan waktu yang lama. Sementara itu pemerintah ingin rasio elektrifikasi di NTT meningkat tahun ini.
"Kalau pasang panel surya bisa tapi butuh waktu. Pulau-pulau ini juga kecil jadi enggak ada potensi pariwisata kecuali nelayan,” imbuhnya.