Punya Elektronik Bekas Mau Diloakin? Bisa Lewat Aplikasi Ini

18 Desember 2019 12:57 WIB
comment
11
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Radio, salah satu teknologi media massa. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Radio, salah satu teknologi media massa. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
PT Banda Ghara Reksa (BGR) Logistics (Persero) atau BGR Logistics baru saja membuat aplikasi untuk mengumpulkan barang-barang elektronik bekas. Nantinya, konsumen yang menjual barang-barang tersebut dibayar perusahaan.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama BGR Logistics Kuncoro Wibowo mengatakan, mulanya ide ini karena di Indonesia masih susah membuang barang elektronik bekas dengan cara yang aman tak membahayakan. Masyarakat masih bingung mau dibuang ke mana barang-barang tersebut.
Karena itu, perusahaan mengambil peluang dengan membuat aplikasi bernama BGR Access. Dalam aplikasi itu, BGR bekerja sama dengan para pengepul barang bekas (juragan atau tukang pulung) untuk mengumpulkan barang-barang tersebut dari konsumen lewat aplikasi.
"Kalau ke tempat lain (konsumen jual barang elektronik bekas seperti ke pasar) itu kan ada effort lebih. Kalau kami, barang taruh depan rumah konsumen, nanti kita ambil, lalu mereka dapat kompensasi (dibayar)," kata Kuncoro dalam acara Ngopi BUMN di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (18/12).
Ilustrasi televisi. Foto: Unsplash
Barang-barang elektronik bekas yang dimaksud beragam. Mulai dari TV, kabel-kabel rusak, hingga setrika. Dia menegaskan, bahwa barang-barang ini adalah barang yang benar-benar tak dipakai lagi.
ADVERTISEMENT
Bagi konsumen yang ingin menjualnya, harga yang diberikan sesuai dengan berat dari barang tersebut, dihitung per kilogramnya. Harga rata-rata per kg disesuaikan dengan harga pasar di mitra pemulung.
"Jadi kita hitung kilogramnya, bukan teknologinya. Sebab kalau rusak kami hancurkan jadi emas, perak, tembaga. Jadi ini teknologi yang enggak terpakai lagi," ucapnya.
Secara teknis, kata dia, barang yang sudah diletakkan konsumen pemilik barang bekas di depan rumahnya, nanti akan diambil oleh salah satu dari tiga perusahaan jasa angkut, yakni BGS Logistics, Grab Indonesia, atau Triplogic.
BGR Logistics menggaet Grab dan Triplogic dalam aplikasi ini karena dianggap sudah memiliki sumber pelayanan yang luas. Jadi, jangkauan untuk menjemput barang elektronik bekas ke rumah-rumah tangga bisa lebih luas.
Ilustrasi e-commerce. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Setelah barang-barang bekas tersebut dibawa mitra pengepul dan dikumpulkan maksimal empat hari, nantinya BGR Logistics akan mengambilnya untuk dibawa ke tempat penghancuran limbah. Perusahaan yang menghancurkan limbah dilakukan oleh mitra BGR Logistics. Biaya antar dalam proses bisnis ini ditanggung BGR.
ADVERTISEMENT
"Jadi kompensasinya nanti akan masuk ke akun milik pengguna. Bisa dicairkan jika ditransfer ke rekening bank milik pengguna," ucap Kuncoro.
Target di Atas 100 Ribu Pengguna
Manager Waste Product E-Commerce BGR Logistics Muhammad Ikhsan mengatakan, aplikasi ini baru diluncurkan pada 21 November 2019. Karena itu, hingga hari ini, penggunanya baru 260 penjual barang bekas dan 40 mitra pengepul limbah dalam tahap verifikasi.
Meski baru berjalan, perusahaan bakal menargetkan pelanggan tahun depan di atas 100 ribu pengguna. Ikhsan mengakui, karena bisnis model ini baru dimulai, keuntungan yang didapat perusahaan masih tipis.
"Tapi yang penting kita ingin berikan solusi sebab limbah elektronik rumah tangga masih susah buat kumpulin dibandingkan limbah elektronik pemerintah," ucap dia.
ADVERTISEMENT
Saat ini, aplikasi BGR Access baru bisa diakses di Android. Layanan ini juga baru tersedia di Jakarta, Tangerang, dan Bekasi. Ke depannya, perusahaan bakal memperlebar layanan ke Bandung dan Surabaya.
Selain layanan pengumpulan limbah elektronik, tahun depan, perusahaan juga bakal menerima penjualan oil bekas dan minyak goreng bekas.