Punya Holding Ultra Mikro (UMi), Saham BRI Diprediksi Akan Terus Cetak Rekor

21 Februari 2024 22:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama BRI, Sunarso. Foto: dok.BRI
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama BRI, Sunarso. Foto: dok.BRI
ADVERTISEMENT
Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menyentuh rekor tertinggi All Time High (ATH) pada level Rp 6.375 pada Rabu (21/2). Secara year to date, saham BRI telah meningkat 11,35 persen dan telah beberapa kali memecahkan rekor.
ADVERTISEMENT
Pada penutupan perdagangan, saham BRI masih kuat di level Rp 6.300 per lembar saham, dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp 954,82 triliun. Katalis peningkatan harga saham ini didorong oleh kinerja keuangan impresif pada tahun 2023, yang tercermin dari pertumbuhan kredit yang mencapai double digit utamanya di segmen UMKM.
Dari sisi fungsi intermediasi, hingga akhir Desember 2023, BRI berhasil mendorong penyaluran kredit tumbuh 11,2 persen year on year (yoy) menjadi Rp1.266,4 triliun. Pencapaian ini tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit industri perbankan nasional sebesar 10,4 persen yoy di sepanjang tahun 2023.
Jika dirinci, seluruh segmen pinjaman BRI tercatat tumbuh positif, dengan segmen mikro tercatat tumbuh 10,9 persen yoy menjadi Rp 611,2 triliun, segmen konsumen tumbuh 13,4 persen yoy menjadi Rp 190,0 triliun, segmen kecil dan menengah tumbuh 8,6 persen yoy menjadi Rp 267,5 triliun, dan segmen korporasi tumbuh 13,8 persen yoy menjadi Rp 197,7 triliun.
ADVERTISEMENT

Analis rekomendasikan pembelian saham BRI

Dengan pencapaian tersebut, sejumlah analis dari berbagai perusahaan sekuritas ternama merekomendasikan Buy untuk saham BRI.
“BRI membukukan pertumbuhan kredit yang solid di FY23 (+11,2 persen yoy), terutama didorong oleh segmen mikro dan menengah. Untuk FY24, BRI menetapkan kisaran target pertumbuhan kredit sebesar +11–12 persen yoy (SSI:11.5 persen), didukung oleh segmen mikro (salah satunya Kupedes, yang tumbuh +64 persen yoy di FY23),” ungkap Prasetya Gunadi, analis Samuel Sekuritas Indonesia, Rabu (21/2).
Analis merekomendasikan Buy untuk saham BRI karena melihat kinerja saham dan juga perusahaan ini akan terus membukukan pertumbuhan kredit segmen ultra mikro, termasuk dari PNM dan Pegadaian.
"Kami juga memperkirakan bahwa pertumbuhan kredit segmen ultra mikro (PNM dan Pegadaian) akan terus melampaui kredit bank–only, dan akan menyumbang lebih dari 12 persen dari total kredit BRI pada 2024 (meningkat 9 persen dibandingkan tahun 2023)," terangnya.
ADVERTISEMENT
Mengingat kisaran target pertumbuhan kredit di tahun ini yang akan mencapai kisaran 11–12 persen yoy, BRI kemungkinan besar akan berhasil membukukan pertumbuhan EPS hingga 10,9 persen yoy di tahun 2024.
Prasetya Gunadi merekomendasikan Buy saham BRI dengan target harga dapat mencapai Rp 6.800/saham, dengan menyiratkan PBV 3,1x. Target tersebut didukung oleh struktur permodalan yang solid.
“Kami masih menyukai BRI karena kami yakin BRI akan terus membukukan pertumbuhan kredit sebesar dua digit pada tahun depan, didukung oleh segmen ultra mikro dan Kupedes, yang akan membantu menstabilkan NIM meskipun ada tekanan dari cost of fund,” katanya.

Holding UMi tetap jadi prioritas BRI

Holding Ultra Mikro jadi strategi prioritas BRI. Foto: Dok. BRI
Pada kesempatan terpisah, Direktur Utama BRI, Sunarso mengungkapkan, keberadaan Holding Ultra Mikro (UMi) akan dijadikan sebagai sumber pertumbuhan baru bagi perseroan. Oleh karena itu, melanjutkan kinerja dan strategi yang sudah dilakukan jalankan, Holding UMi akan tetap menjadi prioritas utama sebagai sumber pertumbuhan baru.
ADVERTISEMENT
Sunarso menambahkan, hingga akhir Desember 2023, tercatat Holding UMi berhasil mengintegrasikan 37 juta nasabah peminjam.
"Kemudian, jangan lupa, utamanya adalah pemberdayaan dan spirit dalam pemberdayaan, bukan lending atau memberikan pinjaman. Jika kita kenal ada Grameen Bank kan fokusnya memberikan kredit. Ternyata, pemberdayaan empowering people sesungguhnya bukan melalui pinjaman, namun adalah mendidik mereka untuk saving atau menabung," tuturnya.
"Untuk itu, maka sekarang Holding Ultra Mikro ini sudah memiliki 173 juta nasabah mikro yang membuka rekening tabungan, dan 37 juta nasabah sudah mendapatkan kredit ultra mikro,” tutup Sunarso.