Punya Target Produksi 1 Juta Barel Minyak, RI Malah Kesulitan Mesin Bor

5 April 2023 17:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rig PDSI, Bekasap, Lapangan Duri, Blok Rokan, Riau, Selasa (8/8/2022).  Foto: Ema Fitriyani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Rig PDSI, Bekasap, Lapangan Duri, Blok Rokan, Riau, Selasa (8/8/2022). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
ADVERTISEMENT
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan bisa memproduksi 1 juta barel minyak per hari (BPOD) pada 2030 nanti.
ADVERTISEMENT
Untuk merealisasikan target itu, Deputi Eksploitasi SKK Migas Wahyu Wibowo mengatakan tahun ini akan dilakukan pengeboran sebanyak 991 sumur pengembangan. Sayangnya, Indonesia saat ini kesulitan mendapatkan rig atau alat pengeboran.
"Sekarang enggak ada rig yang nganggur, yang siap bekerja yang memenuhi standar. Enggak ada. Sementara kita punya tugas besar untuk menyelesaikan 991 sumur," kata Wahyu saat media gathering, Rabu (5/4).
Selama 29 tahun masa kerjanya di sektor pertambangan, Wahyu mengeluhkan belum pernah terjadi situasi sulit seperti ini. Dia melihat bagaimana industri alat berat di pertambangan saat ini belum bisa memenuhi kebutuhan yang ada.
Progress pekerjaan Jumelai Sisi Nubi (JSN) Project Pertamina Hulu Mahakam di Rig Hakuryu 14 yang dikelola PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI). Foto: Dok. PHI
"Saya belum pernah mengalami masa di mana alat untuk ngebor itu kekurangan, jadi kerjaannya terlalu banyak dibanding industri pendukungnya," kata Wahyu.
ADVERTISEMENT
"Jadi sebenarnya industri pendukungnya itu masih kekurangan untuk menyuplai dan menyelesaikan kegiatan yang saat ini sedang dilaksanakan," sambungnya.
Selain pengadaan alat berat yang susah, masalah lain adalah pada sumber daya manusia. Sudah alatnya langka, mesin-mesin pengeboran banyak yang tak beroperasi karena kurangnya pekerja.
"Sekarang banyak sekali rig tidak bekerja karena orangnya tidak ada," ujarnya.