Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
ADVERTISEMENT
PT Pupuk Indonesia (Persero) bakal membangun dua pabrik petrokimia di wilayah Indonesia Timur. Kedua pabrik itu berada di Kepulauan Yamdena yang terletak di Maluku dan wilayah Bintuni, Papua.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Pupuk Indonesia Ahmad Bakir Pasaman mengungkapkan, rencana pembangunan dua pabrik petrokimia itu dilakukan untuk bisa menjangkau ketersediaan pupuk di wilayah Indonesia Timur.
Misalnya di Kepulauan Yamdena yang merupakan tindak lanjut dari pengembangan proyek gas Blok Masela. Bakir mengatakan, perseroan sudah melakukan tanda tangan kerja sama dengan Inpex Masela yang merupakan operator di blok tersebut. Utilisasi gas yang dibeli dari blok tersebut sebesar 150 mmscfd.
"Nah ini, kalau bisa terwujud dengan harga baru. Kita mau bikin co-production amoniak dan metanol di sana," kata Ahmad dalam diskusi di International Oil and Gas Convention 2020 yang diadakan SKK Migas, Kamis (3/12).
Di pabrik ini, nantinya akan memproduksi amonia sebesar 250 ton per hari dan metanol sebesar 1.000 ton per hari. Pemilihan lokasi Kepulauan Yamdena sebagai pabrik petrokimia karena tidak jauh dari lokasi proyek Blok Masela , sekitar 170 kilometer.
ADVERTISEMENT
Inpex, sebutnya, berkomitmen menyalurkan gas ke pabrik Pupuk Indonesia melalui pipa gas bawah laut. Dia mengaku tidak mudah menyalurkan gas melalui pipa bawah laut. Jadi, pihaknya masih menunggu kepastian dari pihak Inpex.
"Memang ada kendala dari mereka karena mereka harus bangun pipa itu, dan kan di dalam laut. Padahal, ada palung juga di ruas jalur pipa itu. Jadi kami masih menunggu kepastian dari Inpex," ungkapnya.
Untuk pabrik kedua di Bintuni, Papua, Ahmad mengatakan saat ini masih melakukan negosiasi harga gas oleh supplier yaitu Genting Oil. Negosiasi tersebut dilakukan sebab infrastruktur yang perlu dibangun oleh Pupuk Indonesia di Bintuni membutuhkan modal yang tidak sedikit.
Kepastian harga gas diperlukan untuk mengukur keekonomiannya. Selain dari Genting Oil, Pupuk Indonesia juga melihat gas dari Lapangan Tangguh milik British Petroleum (BP) bisa jadi sumber bagi pasokan pabrik Pupuk Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Di Tangguh ada potensi yang sangat prospek. Saat ini sedang negosiasi harga gas. Ada 221 mmscfd dari Genting Oil sudah available. Kami sedang negosiasi harga," ujar Ahmad.
Katanya, perusahaan akan membangun pabrik amonia dengan kapasitas 2.000 ton dan metanol dengan kapasitas 3.000 ton. Selain itu, perusahaan juga akan membangun pabrik untuk Urea dengan kapasitas 2.500 ton di sana.