Pupuk Indonesia Bakal Bangun Pabrik Amonia Hijau Hybrid Pertama di Dunia

21 Agustus 2024 19:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad Pribadi di St Regis Jakarta, Rabu (21/8/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad Pribadi di St Regis Jakarta, Rabu (21/8/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Pupuk Indonesia (Persero) akan mengembangkan proyek amonia hijau hybrid pertama di dunia. Pengembangan proyek ini dilakukan melalui kerja sama dengan dua korporasi asal Jepang yaitu ITOCHU Corporation (ITOCHU) dan Toyo Engineering Corporation (TOYO).
ADVERTISEMENT
Kerja sama strategis ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama pengembangan/Joint Development Agreement (JDA) bertajuk Green Ammonia Initiative from Aceh (Project GAIA) pada 2nd Asia Zero Emission Community (AZEC) Ministerial Meeting di Jakarta, Rabu (21/8).
Proses penandatanganan ini disaksikan langsung oleh Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani, dan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang (METI) Saito Ken.
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, menjelaskan kerja sama antara ketiga perusahaan ini akan menjadi langkah penting dalam mendorong industrialisasi di dalam negeri, khususnya pengembangan green ammonia.
“Dalam Project GAIA, Pupuk Indonesia akan memproduksi amonia hijau menggunakan pabrik amonia yang teknologi prosesnya dirancang dan dibangun oleh TOYO pada tahun 2.000-an lalu," jelasnya.
Rahmad menjelaskan, amonia hijau ini kemudian akan dipasok kepada ITOCHU sebagai bahan baku marine fuel, sehingga membentuk sebuah value chain yang komprehensif, sekaligus menjadi yang pertama di Indonesia dan dunia.
ADVERTISEMENT
Tujuan dari Project GAIA ini, lanjut dia, adalah untuk memproduksi amonia hijau di pabrik pupuk PIM-2 milik Pupuk Iskandar Muda yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun Lhokseumawe, Aceh. Produksi amonia hijau akan didukung oleh instalasi electrolyzer pada pabrik pupuk.
Teknologi electrolyzer ini berfungsi untuk mendapatkan unsur hidrogen dari senyawa air, dengan sumber energi untuk proses elektrolisis air yang berasal dari sumber energi terbarukan. Hidrogen yang dihasilkan dalam proses tersebut kemudian direaksikan dengan nitrogen untuk kemudian menjadi amonia. Proses ini tidak menghasilkan jejak karbon sama sekali, sehingga disebut juga dengan amonia hijau.
Foto aerial pabrik PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri) di Palembang, Sumatera Selatan, Senin (26/7/2021). Foto: Nova Wahyudi/ANTARA FOTO
Rahmad melanjutkan, inisiatif ini juga akan diperluas ke pabrik-pabrik amonia lain yang ada di bawah Pupuk Indonesia Grup maupun pabrik amonia di negara lainnya pada masa mendatang.
ADVERTISEMENT
Selain itu, proyek ini telah dipilih oleh Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang (METI) sebagai salah satu proyek dalam Global South Future-Oriented Co-Creation Business Expense Subsidy. Program ini memberikan subsidi kepada 13 proyek yang berorientasi masa depan di ASEAN.
Pengembangan tahap awal, yakni Front End Engineering Design Project GAIA akan dimulai pada Agustus 2024. Bersamaan dengan itu, Pupuk Indonesia, ITOCHU, dan TOYO akan membentuk perusahaan patungan (Joint Venture Company), dengan keputusan investasi final (Final Investment Decision) diharapkan dapat dicapai pada paruh pertama 2025, dan target operasi komersial pada 2027.
Sementara itu, di acara yang sama, Pupuk Kujang juga menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan PLN Indonesia Power dan IHI Corporation (IHI) terkait kerja sama studi amonia hijau dan pelaksanaan demonstrasi co-firing ammonia.
ADVERTISEMENT
Rahmad berharap kerja sama ini dapat menemukan metode operasional terbaik untuk melakukan produksi amonia hijau dan mengurangi emisi pada pembangkit listrik tenaga uap berbasis batubara.
Dalam kerja sama ini, Pupuk Kujang akan menyuplai amonia hijau yang akan digunakan untuk proses co-firing di PLTU Labuan milik PLN yang berlokasi di Banten, Jawa Barat. Sementara IHI akan melakukan instalasi electrolyzer di PLTU Labuan untuk selanjutnya dikirim ke Pupuk Kujang serta memasang burner khusus untuk proses co-firing pada PLTU Labuan.
“Berbekal pengalaman lebih dari 50 tahun dalam produksi, penyimpanan, dan distribusi amonia, Pupuk Indonesia menjadi rekan strategis yang tepat untuk semakin mengembangkan produksi green ammonia di Indonesia," tutup Rahmad.