Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
SEVP Operasi Pemasaran Pupuk Indonesia, Gatoet Gembiro Noegroho, memastikan modal perseroan cukup, baik untuk penyaluran pupuk subsidi dan nonsubsidi maupun pengembangan bisnis.
"Biasanya modal sendiri atau modal dari bank. Jadi Pupuk Indonesia punya piutang, artinya punya duit. Piutang ini bisa menjadikan jaminan untuk meminjam untuk investasi atau ada profit sebagian untuk investasi ke depan," jelasnya saat ditemui di Koperasi Krama Subak Lumbung Sari, Senin (3/7).
Gatoet melanjutkan, tidak ada masalah dalam investasi yang dilakukan Pupuk Indonesia. Dengan begitu, keuntungan yang diperoleh perseroan juga bisa digunakan untuk pengembangan bisnis.
"Intinya untuk kesiapan modal, Pupuk Indonesia secara investasi tidak ada issue. Jadi kita ada modal yang cukup," imbuhnya.
Salah satu pengembangan bisnis yang dilakukan Pupuk Indonesia adalah membangun pabrik pupuk baru. Pabrik ini bertujuan untuk menambah kapasitas produksi pupuk.
ADVERTISEMENT
"Beberapa kita ingin investasi sekitar Rp 7 triliun di tempat pembuatan pabrik baru. Bank juga siap membantu. Artinya modal itu jadi masalah kalau enggak ada yang mau bantu," pungkas Gatoet.
Sebelumnya, PT Pupuk Indonesia (Persero) akan menambah jumlah pabrik untuk meningkatkan produksi pupuk NPK. Saat ini perseroan memiliki kapasitas produksi pupuk NPK mencapai 3,5 juta ton, sementara kebutuhan nasional mencapai 8,6 juta ton.
SVP Corporate Secretary Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana, setelah meresmikan pembangunan pabrik pupuk NPK milik Pupuk Iskandar Muda (PIM) di Aceh, perusahaan akan membangun pabrik NPK di Bontang dan Cikampek dengan kapasitas masing-masing 100 ribu ton.
Selain dua pabrik baru yang akan dibangun, Wijaya mengungkap saat ini perusahaan juga berencana mengalihkan pabrik Petrokimia Gresik dari yang mulanya memproduksi pupuk SP-26 menjadi pupuk NPK.
ADVERTISEMENT
"Kita juga ada rencana, di Petrokimia ada pabrik SP-26, pabrik itu kita akan konversi menjadi pupuk NPK dengan kapasitas 500 ribu ton," kata Wijaya saat media briefing di Kantor BUMN, Senin (13/3).
Dia menuturkan, perusahaan juga akan menambah pabrik urea. Selain untuk menambah kapasitas produksi, juga untuk efisiensi penggunaan gas sebab pabrik yang sudah uzur akan semakin boros penggunaan gasnya.
"Di Palembang, dan satu lagi di Papua barat kita mau bangun pabrik urea. Kapasitas urea kita sangat mencukupi," ujarnya.
Live Update
Mantan Menteri Perdagangan RI Tom Lembong menjalani sidang putusan praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (26/11). Gugatan praperadilan ini merupakan bentuk perlawanan Tom Lembong usai ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejagung.
Updated 26 November 2024, 10:01 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini