Pupuk Iskandar Muda Seret Gas dan Terancam Tutup, Ini Kata Menteri ESDM

9 Desember 2022 16:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM Arifin Tasrif di acara Energy Transitions Working Group (ETWG) 1 Presidensi G20 di Hotel Sheraton Mustika, Kabupaten Sleman, DIY, Kamis (24/3). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM Arifin Tasrif di acara Energy Transitions Working Group (ETWG) 1 Presidensi G20 di Hotel Sheraton Mustika, Kabupaten Sleman, DIY, Kamis (24/3). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif merespons isu pabrik Pupuk Iskandar Muda 1 (PIM-1), yang menurut Menteri BUMN Erick Thohir, terancam tutup karena mengalami kelangkaan (shortage) pasokan gas.
ADVERTISEMENT
Arifin mengaku jika pihaknya tidak mendapatkan kabar tersebut sebelumnya, bahwa Pabrik PIM-1 terancam tutup, lantaran sejauh ini sudah ada kepastian pasokan gas bagi pabrik tersebut.
"Kenapa, kok kita enggak dikasih tahu, kan dulu sudah ada pertemuan, bagaimana bisa menyediakan gas untuk Pupuk Iskandar Muda," kata dia kepada wartawan di kantor Kementerian ESDM, Jumat (9/12).
Dia menjelaskan, salah satu sumber pasokan gas untuk Pabrik PIM-1 akan berasal dari Proyek LNG Tangguh Train 3 yang baru akan berproduksi di semester I tahun 2023.
Meski demikian, Arifin mengungkap Pabrik PIM-1 kebetulan baru saja mendapatkan dua kargo pasokan gas dari Pupuk Kaltim 5 yang baru saja shutdown. Selain itu, dia juga mempertanyakan rencana impor gas dari Oman.
Pabrik Pupuk Iskandar Muda Beroperasi Lagi Setelah 10 Tahun Mati. Foto: Dok. Pupuk Indonesia
"Katanya Kaltim waktu itu mau impor dari Oman, nah makanya bagaimana impornya jadi apa enggak. Sekarang tiba-tiba mau mati, kita enggak dikasih tau," tegas Arifin.
ADVERTISEMENT
Dengan begitu, Arifin pun memastikan pihaknya bersama SKK Migas akan menghitung ulang rencana impor gas tersebut, terutama ketika harga gas mulai naik memasuki musim dingin.
Sementara itu, Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, memastikan jika pasokan gas untuk seluruh pabrik pupuk masih dalam kondisi yang aman. Namun khusus untuk PIM, memang ada masalah di rencana impor gas.
"Itu manajemen PIM sendiri yang merencanakan mau impor, tapi kan enggak berhasil tapi di dalam negeri gasnya tersedia kok, enggak ada masalah harusnya volumenya," ungkap dia.
Dwi melanjutkan, karena tidak ada masalah pasokan gas di dalam negeri, dia pun meminta manajemen PIM untuk mengatur kebutuhannya sendiri. Terlebih di kawasan Aceh, pasokan gas dari Kilang Arun sama sekali tidak ada masalah.
ADVERTISEMENT
"Kita punya barangnya, kita tersedianya gas seperti apa, kemudian kebutuhannya seperti apa dan terpenuhi. Manajemen pupuk yang tadinya justru berencana mau impor, tapi yakinlah bahwa impor LNG tidak lebih murah dari LNG yang diproduksi Indonesia," pungkasnya.
Adapun SKK Migas mencatat PIM-1, yang baru di-reaktivasi telah terpenuhi kebutuhan gas-nya hingga Desember 2022. Untuk kebutuhan tahun 2023, semula PIM merencanakan melalui impor, namun tingginya harga internasional saat ini dapat membuat proyek menjadi tidak ekonomis.
Berdasarkan neraca gas Indonesia tahun 2023, kebutuhan volume pasokan gas PIM-1 sekitar 55 MMSCFD dapat dipenuhi dari potensi uncommitted kargo tahun 2023 sebanyak 9 kargo, yang bisa digunakan antara lain untuk memenuhi kebutuhan gas Pupuk Iskandar Muda 1 yang berkisar 5 kargo.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Erick Thohir mengungkapkan pabrik PIM yang berada di wilayah Aceh tersebut terancam mati karena kekurangan pasokan gas
"Sekarang kita didorong oleh pemerintah memastikan PIM ini tetap produksi. Kami juga masih kesulitan gas terus terang, ini Januari bisa mati lagi kalau gasnya belum dapat lagi," ungkap dia saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Senin (5/12).