Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), Rahmad Pribadi, mengungkapkan, penawaran saham perdana (initial public offering) atau IPO PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim ) belum dilaksanakan karena masih menunggu persetujuan dari Kementerian BUMN serta pemerintah selaku pemegang saham.
ADVERTISEMENT
“Enam bulan sepertinya enggak ada IPO juga di mana-mana. Kalau situasi sudah membaik, kemudian Kementerian BUMN menyetujui, ya kita (Pupuk Kaltim) jalankan (IPO),” ujar Rahmad saat ditemui di Bontang, dikutip Jumat (1/3).
Rahmad memastikan kinerja keuangan Pupuk Kaltim positif sebelum menawarkan saham ke publik. Dalam laporan keuangan terakhir tahun 2022, anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero) itu membukukan laba bersih senilai Rp 14,59 triliun atau naik 136,75 persen dibandingkan tahun 2021 senilai Rp 6,16 triliun.
“Yang penting saat momen (IPO) itu terjadi, Pupuk Kaltim kinerjanya harus dikerjakan dengan baik. Saya tekankan ke teman-teman (manajemen) Pupuk Kaltim jaga kinerja karena kesempatan bukanya enggak lama,” imbuhnya.
Rahmad juga menyinggung IPO Pupuk Kaltim nantinya akan berbeda dengan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) karena masing-masing perusahaan BUMN itu berada pada sektor industri yang berlainan.
ADVERTISEMENT
“Kalau antre (IPO) gimana nanti di Kementerian BUMN, tapi industrinya berbeda, biasanya kalau antre industri sama atau size (IPO) sama. PHE jumbo sekali (IPO), kita belum tahu sih,” kata Rahmad.
“Yang jelas kalau dari Pupuk Kaltim mempersiapkan kinerja sambil menunggu situasi pasar yang bagus sebetulnya,” sambungnya.
Adapun pencatatan saham terakhir emiten BUMN yaitu PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) dengan mengincar dana senilai Rp 9,05 triliun pada 24 Februari 2023.
Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi mengungkapkan belum ada BUMN maupun anak usahanya yang masuk dalam pipeline IPO tahun ini.
“Untuk tahun 2024 ini, belum ada kelompok usaha BUMN atau anak usaha BUMN yang masuk dalam pipeline,” tutur Inarno dalam keterangan tertulis.
ADVERTISEMENT