Pusing Ketergantungan Pada Dolar AS, Pengusaha Beralih ke Renminbi China

24 Agustus 2021 14:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang petugas menghitung uang kertas Renminbi. Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Seorang petugas menghitung uang kertas Renminbi. Foto: AFP
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) terus mengupayakan penggunaan mata uang lokal atau yang disebut Local currency settlement (LCS). Ada beberapa negara yang saat ini tengah dijalin yaitu, Malaysia, Thailand, Jepang dan China.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan, kerja sama transaksi dengan menggunakan uang lokal ini merupakan usulan dari pengusaha di tengah ketergantungan dolar AS.
“Transaksi penggunaan LCS sesuai dengan usulan rekomendasi Apindo,” katanya saat Rakernas Apindo ke-31 secara virtual, Selasa (24/8).
Menurutnya, ketergantungan dolar AS membebani dunia usaha karena nilai tukar yang makin hari makin naik. Nilai tukar yang kian tinggi akan berdampak pada risiko keberlanjutan usaha.
“Jadi karena kita tergantung dolar AS, selama ini kita mengalami tekanan yang sangat berat. Nah ini adalah upaya untuk mengurangi risiko tekanan itu, dengan mengalihkan mata uang renminbi China,” jelasnya.
Seorang petugas meletakan uang kertas Renminbi. Foto: AFP
Bank Indonesia telah menjelaskan manfaat LCS bagi pelaku usaha yaitu untuk memperluas akses pelaku usaha ke mata uang selain dolar AS sehingga bisa mendiversifikasi mata uang yang digunakan dalam penyelesaian transaksi. LCS juga bisa dimanfaatkan untuk alternatif tambahan instrumen investasi selain dolar AS.
ADVERTISEMENT
"Karena bukan hanya digunakan untuk perdagangan, tapi kelebihan dana dalam mata uang lokal dalam pelaku usaha bisa juga digunakan untuk investasi di instrumen lain. Misalkan di instrumen SBN di Malaysia dan lainnya, ini bisa kita lakukan," jelasnya.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengembangan Pasar Keuangan BI Donny Hutabarat menjelaskan LCS dalam kaitannya dengan instrumen investasi, hanya bisa dilakukan dari dana yang diperoleh sebagai hasil perdagangan atau investasi langsung.
"Terkait investasi dalam konteks LCS sebenarnya dana yang diperoleh dari perdagangan dan investasi langsung merupakan profitnya sebelum digunakan lagi itu bisa diinvestasikan di pasar keuangan. Beli SBN atau aset lain, tapi harus dari hasil perdagangan," jelasnya.
Dia menambahkan, keuntungan LCS bagi para pekerja migran Indonesia. Dengan adanya skema LCS, maka para pekerja migran bisa melakukan aktivitas terkait keuangan dengan lebih fleksibel.
ADVERTISEMENT
"Jadi pekerja migran Indonesia di Malaysia bisa buka rekening rupiah atau Malaysia ringgit di Malaysia dan bisa ditransfer ke Indonesia, diterima di rupiah atau Malaysia ringgit. Jadi dia bisa memilih," terangnya.