Rachmat Gobel Canangkan Gerakan Tanam Nanas di Gorontalo

2 Oktober 2023 17:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua DPR RI Bidang Korinbang, Rachmat Gobel mencanangkan Gerakan Menanam Nanas di Hutabohu, Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo pada Kamis (28/9). dok. istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua DPR RI Bidang Korinbang, Rachmat Gobel mencanangkan Gerakan Menanam Nanas di Hutabohu, Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo pada Kamis (28/9). dok. istimewa
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua DPR RI Bidang Korinbang, Rachmat Gobel mencanangkan Gerakan Menanam Nanas di Gorontalo. Nanas merupakan produk ekspor buah nomor satu dari Indonesia dan juga tanaman yang cocok untuk lahan Gorontalo.
ADVERTISEMENT
Hal itu ia sampaikan seusai Gobel melakukan penanaman nanas di Hutabohu, Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo pada Kamis (28/9). Di mana, Gorontalo mampu memproduksi nanas sejumlah 142 ton.
Produksi nanas Gorontalo ini menempati peringkat ke-32 di Indonesia atau nomor tiga dari bawah setelah DKI Jakarta (0 ton) dan Papua (79 ton).
Sedangkan produsen nanas terbesar di Indonesia adalah Lampung (861.706 ton), disusul Sumatra Selatan (567.120 ton), Jawa Timur (357.505 ton), Jawa Tengah (336.102 ton), dan Riau (251.769 ton). Total produksi nanas Indonesia pada 2022 adalah 3,2 juta ton.
Nilai ekspor nanas pada 2022 adalah 332,15 juta dolar AS. Negara tujuan ekspor terbesar adalah Amerika Serikat, Eropa, dan Tiongkok. Buah nanas menempati peringkat nomor satu untuk produk buah ekspor Indonesia, berikutnya adalah pisang dan jeruk.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2021, Indonesia menempati peringkat keempat di dunia untuk produksi nanas, di bawah Filipina, Kostarika, dan Brasil. Gobel mengatakan, saat ini produk utama pertanian dan perkebunan di Gorontalo adalah jagung ternak dan padi. Produk lainnya, namun dalam jumlah yang kecil, adalah jeruk, mangga, pisang, durian, nanas. Selain itu juga ada kelapa sawit, kopi, dan kakao.
“Gorontalo terkenal dengan jagungnya, namun masih jagung ternak, belum jagung konsumsi. Sudah saatnya ada diversifikasi. Lahan Gorontalo luas dan subur. Sebagai contoh, kakao Gorontalo sudah menjadi produk coklat di Jepang dengan merek Otanaha, yang nama benteng di Gorontalo,” kata Gobel seperti dikutip, Senin (2/10).
Wakil Ketua DPR RI Bidang Korinbang, Rachmat Gobel mencanangkan Gerakan Menanam Nanas di Hutabohu, Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo pada Kamis (28/9). dok. istimewa
Lebih lanjut Gobel mengatakan, jika jagung dan padi merupakan tanaman semusim, maka tanaman nanas bisa berusia lebih panjang.
ADVERTISEMENT
“Memang baru bisa panen setelah 1-2 tahun, tergantung jenisnya. Namun sekali tanam bisa bertahan dalam jangka panjang, namun angka optimalnya sekitar 10 tahun,” katanya.
Hal ini karena tanaman nanas akan beranak menjadi rumpun. Selain itu, katanya, tanaman nanas juga cocok dengan kondisi alam Gorontalo yang panas dan banyak lahan kering.
“Berbeda dengan jagung yang butuh air banyak, maka tanaman nanas bisa bertahan lebih baik di cuaca kering,” katanya. Dengan demikian, katanya, lahan tetap produktif walau di musim kemarau.
Secara ekonomi, kata Gobel, bertanam nanas juga lebih menguntungkan dibandingkan dengan tanaman jagung. Hal ini, katanya, karena buah nanas bisa dikonsumsi dalam beragam produk. “Bisa langsung dikonsumsi, bisa diolah menjadi selai, dan sebagainya. Banyak sekali produk turunan dari buah nanas ini. Selain kandungan gizinya yang tinggi juga rasanya nikmat,” katanya.
ADVERTISEMENT
Gobel juga mengemukakan cita-citanya agar Gorontalo bisa menjadi salah satu lumbung pangan di Indonesia. Karena itu, katanya, semua pihak harus menggalakkan beragam pertanian tanaman pangan.
Menurutnya, ke depan, dunia akan dihadapkan pada ancaman krisis pangan akibat climate change dan populasi penduduk dunia yang terus meningkat. Selain itu, katanya, diversifikasi tanaman pertanian juga bisa mengentaskan kemiskinan masyarakat Gorontalo yang bertahan di peringkat kelima termiskin di Indonesia.
“Mari kita membangun ekosistemnya agar masyarakat diuntungkan. Mulai dari hulunya, kelembagaannya, pendanaannya, kebijakannya, hingga di hilirnya berupa industri olahannya,” katanya.