Rachmat Gobel: Indonesia Harus Optimal Manfaatkan World Expo Osaka

15 April 2025 20:14 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rachmat Gobel saat World Expo Osaka. Foto: Dok. Rachmat Gobel
zoom-in-whitePerbesar
Rachmat Gobel saat World Expo Osaka. Foto: Dok. Rachmat Gobel
ADVERTISEMENT
Ketua Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Jepang (PPIJ), Rachmat Gobel, menegaskan Indonesia harus optimal memanfaatkan World Expo di Osaka, Jepang. Ia menilai acara itu menjadi kesempatan untuk mempromosikan filosofi dan budaya Indonesia, serta menunjukkan keunggulan dari tiap daerah.
ADVERTISEMENT
"Apalagi ini pemerintahan baru, ini kesempatan terbaik,” kata Gobel melalui keterangan tertulis, Selasa, (15/4).
Hal itu ia sampaikan saat mengikuti pameran dagang internasional yang diadakan tiap lima tahun tersebut. Tiga pameran dagang sebelumnya dilakukan di Dubai, Milan, dan Shanghai.
Jepang sudah tiga kali menjadi tuan rumah, termasuk yang sekarang. Yang pertama pada 1970, juga di Osaka. Yang kedua di Nagoya, pada 2005. Pameran kali ini menempati areal seluas 155 hektare dan diikuti 160 negara. Namun tak semua negara membuat paviliun tersendiri dan memilih menempati ruang bersama dengan negara-negara lain.
Gobel mencatat tahun ini ada 84 paviliun dan memperkirakan akan ada 28 juta pengunjung di pameran yang akan berlangsung hingga Oktober 2025 tersebut. Tema pameran adalah Designing, Future Society for Our Lives, yaitu tentang keberlanjutan dan ramah lingkungan. Pada 26 Mei 2025 akan ada Indonesia’s Day, yaitu Indonesia diberi kesempatan untuk secara besar-besaran mempertunjukkan tentang Indonesia.
ADVERTISEMENT
Paviliun Indonesia berbentuk perahu pinisi dan mengambil tema Thriving in Harmony, yang menampilkan Nature, Culture, dan Future. Saat memasuki lobi, pengunjung akan melihat berbagai topeng kayu yang dipajang di dinding.
Setelah itu akan memasuki ruangan yang didesain seperti di hutan dengan tanaman asli Indonesia, serta seni instalasi binatang langka di Indonesia karya seniman top Indonesia seperti Nyoman Nuarta, Nasirun, dan lain-lain. Lalu pengunjung akan memasuki ruang immersive yang menampilkan lanskap kekayaan alam dan budaya Indonesia.
Rachmat Gobel saat World Expo Osaka. Foto: Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Jepang (PPIJ)
Kemudian pengunjung akan memasuki koridor yang menampilkan foto wajah-wajah Indonesia dengan asesoris khas, salah satunya foto Presiden Prabowo Subianto. Selanjutnya memasuki ruang wastra, yang menampilkan kain tradisional Indonesia. Sedangkan tema masa depan Indonesia menampilkan denah lanskap Ibu Kota Nusantara.
ADVERTISEMENT
Ada ruang teater yang menampilkan sebuah film pendek karya Garin Nugroho. Selain itu juga dikenalkan aneka kuliner Indonesia. Selama enam bulan pameran ini, secara bergiliran Paviliun Indonesia akan memberi kesempatan kepada pemerintah daerah di Indonesia untuk menampilkan seni, budaya, dan produk unggulannya. Selain itu juga ada forum bisnis yang menjadi forum perdagangan dan investasi. Berbeda dengan pameran sebelumnya yang dipimpin kementerian perdagangan, maka kali ini yang memimpin adalah Bappenas.
Sebagai ketua PPIJ, Rachmat Gobel mengajak pimpinan media massa di Indonesia untuk berkunjung ke pameran ini. Selain mengunjungi Paviliun Indonesia, ia juga mengajak melihat Paviliun Panasonic dan Paviliun Sumitomo. Paviliun Panasonic yang mewah sepenuhnya menggunakan bahan daur ulang barang-barang elektronik. Hal ini untuk menunjukkan bahwa produk daur ulang juga memiliki kualitas yang prima.
ADVERTISEMENT
Sedangkan yang dipamerkan adalah tentang visi teknologi masa depan yang makin akrab dengan kehidupan sehari-hari, menyatu dengan spirit manusia, dan memiliki kemampuan interaktif berkat teknologi artificial intelligent (AI). Adapun Sumitomo mengambil tema hutan yang dipadu dengan teknologi AI yang interaktif. Salah satu yang spektakuler adalah pemanfaatan seni pertunjukan dengan memanfaatkan teknologi proyektor dan layar jaring hingga tiga layer. Sehingga tampilannya menjadi lima dimensi. Hal ini memungkinkan seni pertunjukan animasi berpadu dengan manusia. Lanskap areal World Expo sendiri menampilkan grand ring dari kayu, yang menghabiskan 18 ribu kubik kayu. Diameter ring 615 m, tinggi ring 12-20 m, lebar garis ring 30 m, panjang ring 2 km. Kayu-kayu tersebut disambung tanpa menggunakan paku dan hanya menggunakan lem. Pilar-pilar balok dengan lebar 42 cm juga bukan dari kayu utuh tapi dari sambungan-sambungan.
ADVERTISEMENT
“Dengan mengunjungi World Expo ini kita bisa memahami filosofi dan budayanya serta keunggulan dari masing-masing negara peserta maupun dari panitia itu sendiri. Dari situ kita akan belajar sehingga bisa dibawa pulang ke Tanah Air. Kita ingin Indonesia menjadi negara maju, kuat, dan rakyatnya sejahtera,” kata Gobel.
Gobel mengingatkan keunggulan Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain adalah Indonesia memiliki pasar yang besar dan alam yang kaya serta rakyatnya yang bersatu dan budayanya yang unggul.
“Sekarang tinggal bagaimana kita melakukan orkestrasi dari semua keunggulan tersebut. Ini tantangannya,” ungkap Gobel.
Anggota Komisi VI DPR RI dari Gorontalo tersebut mengapresiasi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas serta KBRI Tokyo dan Konjen Osaka yang telah mempersiapkan Paviliun Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Mari kita manfaatkan ajang World Expo Osaka ini dengan sebaik-baiknya. Sehingga dari sini ekspor Indonesia meningkat dan investasi dari luar negeri juga berdatangan,” tutur Gobel.