Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Penerapan produksi bersih dan teknologi terkini Asia Pacific Rayon (APR) dalam menghasilkan serat viscose-rayon diapresiasi oleh pemerintah melalui penganugerahan Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) baru-baru ini.
Penghargaan bergengsi tersebut diberikan oleh Kementerian Perindustrian kepada perusahaan yang dinilai siap mendukung transformasi industri 4.0 di Indonesia. APR merupakan salah satu dari 13 perusahaan yang mendapatkan penghargaan ini.
“Terimakasih kepada pihak Kementerian Perindustrian yang telah mempercayakan kami, untuk menerima Penghargaan INDI 4.0 ini. Hal ini sejalan dengan semangat QPC (Quality, Productivity, and Cost) yang kami jalankan di operasional kami di Riau, dan akan semakin memicu kami untuk terus berinovasi di industri viscose-rayon,” kata Direktur APR, Basrie Kamba.
Secara spesifik, capaian produsen serat rayon yang beroperasi di Pangkalan Kerinci, Provinsi Riau tersebut berdasarkan penilaian terhadap efisiensi dan efektivitas kerja, keterlacakan terhadap sumber bahan baku yang dipakai serta kemampuan perusahaan dalam mengolah big data dari otomatisasi operasional.
Diresmikan oleh Presiden Joko Widodo awal 2020, produk serat rayon yang dihasilkan APR tidak hanya bertujuan memenuhi permintaan nasional namun juga mancanegara, yang nantinya dapat turut berkontribusi terhadap devisa negara. Bagi yang belum familier, serat rayon dikenal sebagai bahan baku tekstil berkelanjutan yang sifatnya mudah terurai (biodegradable) sehingga lebih ramah lingkungan.
Dengan pusat operasional di Riau, bahan baku serat rayon yang diproduksi APR seluruhnya dipasok dari hutan tanaman industri (HTI) yang tersertifikasi dan terlacak, serta pengelolaannya terjamin tetap lestari. Hal ini menjadikan APR sebagai pabrik viscose-rayon pertama di Indonesia yang diakui secara internasional untuk pembuatan produk yang bertanggung jawab.
“Salah satu bentuk penerapan teknologi industri 4.0 adalah dengan diimplementasikannya traceability atau ketertelusuran sebagai upaya kolaboratif yang melibatkan banyak lapisan di seluruh rantai pasokan lewat platform pelacakan Follow Our Fiber kami yang diluncurkan pada April 2019,” ungkap Basrie.
APR baru-baru ini merilis laporan yang menjabarkan praktik berkelanjutan yang diterapkan oleh perusahaan. Laporan ini berfokus pada manufaktur bersih, sumber daya yang berkelanjutan, dan inisiatif lain yang mendukung kesejahteraan sumber daya manusia dan komunitas.
Sebagai upaya meningkatkan aspek proses produksi yang bersih dan berkelanjutan, APR menyeleraskan operasional sesuai dengan European Union Best Available Techniques (EU BAT) yang diakui sebagai tolak ukur industri global terbaik untuk produksi viscose-rayon dan batas emisinya. Pada Desember 2019, APR menerbitkan peta jalan yang memastikan kepatuhan terhadap pedoman yang ditetapkan dalam EU BAT.
“Mengamati tantangan industri tekstil dan fesyen saat ini, kami berkomitmen bekerja dengan mitra untuk berinovasi dan berinvestasi dalam dalam circular solutions. Termasuk mendaur ulang limbah tekstil untuk digunakan kembali pada proses produksi sebagai bahan baku alternatif,” tulis laporan.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Doddy Rahadi, mengatakan bahwa strategi transformasi industri 4.0 merupakan bentuk solusi perusahaan untuk tetap produktif. Terutama di masa pandemi COVID-19 agar bisa tetap mendorong terwujudnya industri yang berdaya saing.
Pemerintah pun telah memberi dukungan dan dorongan bagi perusahaan untuk terus bertransformasi meningkatkan awareness dan pendampingan yang aktif sebagai salah satu penilaian INDI 4.0.
“Pendampingan ini bertujuan memberikan arah dan langkah strategis yang dapat diambil perusahaan dalam memprioritaskan project implementasi industri 4.0 sesuai dengan key performance indicators (KPI) perusahaan,” ujar Doddy.
INDI 4.0 merupakan indeks acuan yang disusun oleh Kementerian Perindustrian dalam mengukur tingkat kesiapan industri guna bertransformasi menuju industri 4.0 di Indonesia. Penghargaan tersebut adalah tindak lanjut implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0 yang diluncurkan Presiden Joko Widodo pada 2018 lalu.
Di dalam INDI 4.0, terdapat lima pilar dalam pengukuran indeks yaitu pilar manajemen dan organisasi, orang dan budaya, produk dan layanan, teknologi dan operasi pabrik .
“Semoga penghargaan ini bisa menjadi pemicu ke depannya. Kami berharap APR bisa menjadi lighthouse dalam penerapan teknologi industri 4.0,” pungkas Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kemenperin, Muhammad Khayam, saat memberikan penghargaan kepada APR.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan RAPP