Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
CEO ExxonMobil Darren Woods dan CEO Chevron Michael Wirth membuka opsi awal untuk melakukan penggabungan bisnis atau merger. Pembicaraan tersebut dilakukan pada tahun 2020.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari CNBC, Senin (1/2), pembicaraan tersebut disebutkan masih sangat dini. Opsi muncul setelah adanya pandemi COVID-19 yang memukul industri migas.
Meski ada opsi ini, pihak Chevron maupun Exxon menolak mengomentari rencana tersebut.
Bila rencana tersebut terealisasi, merger ini akan menjadi sejarah di dalam industri migas. Chevron dan Exxon akan menjadi perusahaan migas terbesar ke-2 di dunia, setelah Saudi Aramco. Secara histori, kedua perusahaan itu lahir dari perusahaan migas milik John D. Rockefeller, Standard Oil.
Saat ini, valuasi Chevron senilai USD 164 miliar dan Exxon sebesar USD 189 miliar. Jika digabungkan, valuasi perusahaan migas tersebut menjadi sekitar USD 350 miliar.