Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Ramai di Sosial Media! Ada Apa dengan Indonesia Gelap?
20 Februari 2025 18:05 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini ramai di media sosial X tentang tagar Indonesia Gelap, ini adalah sebuah gerakan sebagai bentuk protes yang dipelopori oleh mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia sebagai respons terhadap berbagai kebijakan kontroversial yang dikeluarkan pemerintah.
ADVERTISEMENT
Gerakan ini dimulai pada 17 Februari 2025 dan telah menyebar ke berbagai kota di Indonesia, termasuk Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Malang, dan lainnya.
Salah satu kebijakan yang paling terasa, adalah efisiensi anggaran di berbagai aspek bahkan menjalar sampai ke Kementerian dan Lembaga. Akibatnya banyak anggaran krusial yang dipangkas, seperti anggaran pendidikan, kesehatan, dan aspek penting lainnya.
Isu ini ramai diperbincangkan karena perannya yang krusial dalam pengelolaan keuangan negara. Pemerintah dituntut untuk memastikan bahwa setiap alokasi dana digunakan secara tepat guna, menghindari pemborosan, dan meningkatkan transparansi dalam setiap kebijakan fiskal.
Dalam aksi protes ini, mahasiswa dan masyarakat sipil menyuarakan sejumlah tuntutan penting kepada pemerintah, mencakup kebijakan ekonomi, hukum, dan hak asasi manusia. Mereka menuntut adanya perubahan yang signifikan untuk memperbaiki kondisi saat ini.
ADVERTISEMENT
Salah satu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengalokasikan anggaran secara efektif di tengah kebutuhan yang terus berkembang. Oleh karena itu, apa saja yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan pengeluaran negara tanpa perlu mengorbankan kepentingan publik?
1. Digitalisasi sistem keuangan dan anggaran
Pemerintah telah mengimplementasikan digitalisasi dalam pengelolaan anggaran untuk mengurangi praktik korupsi dan kebocoran dana. Dengan sistem keuangan berbasis elektronik seperti e-budgeting dan e-procurement, transparansi dalam setiap pengeluaran negara dapat lebih terjaga.
2. Penghapusan program tidak produktif
Salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi adalah dengan mengevaluasi dan menghapus program yang dianggap tidak memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat. Program yang dinilai kurang efektif akan dialihkan ke sektor yang lebih membutuhkan.
ADVERTISEMENT
3. Optimalisasi penggunaan energi terbarukan
Dalam upaya menghemat pengeluaran negara, di beberapa kementerian dan lembaga telah diterapkan beberapa kebijakan seperti menghemat penggunaan listrik untuk lampu, ataupun penggunaan lift untuk karyawan. Selain itu, ada juga langkah penghematan lainnya, seperti beralih dari sumber energi konvensional ke energi terbarukan seperti penggunaan panel surya.
Penggunaan panel surya di berbagai instansi pemerintahan dan fasilitas publik dapat mengurangi biaya listrik yang tinggi serta mendukung komitmen pemerintah dalam mencapai target energi hijau.
Efisiensi anggaran juga didorong melalui pengurangan biaya energi, termasuk di sektor swasta. Sejumlah perusahaan mulai beralih ke energi terbarukan untuk menekan biaya operasional dan mengurangi emisi karbon. Salah satunya Vinilon Group yang telah menerapkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di kedua pabriknya (Cileungsi dan dan Mojokerto) sejak 2022, dengan kapasitas 1,4 Megawatt Peak (MWp) dan mampu menghasilkan kapasitas listrik hingga 1.650.384 kWh per tahun.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, dapat mereduksi sekitar 1.289 ton emisi karbon per tahun dari kegiatan produksi Vinilon, sehingga mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan emisi karbon secara signifikan. Langkah ini tidak hanya menghemat biaya energi tetapi juga mendukung upaya keberlanjutan nasional.
4. Penggunaan produk dalam negeri
Penggunaan produk dalam negeri memiliki peran penting dalam memperkuat perekonomian nasional. Dengan memilih produk lokal, kita turut mendukung perkembangan industri dalam negeri, menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan kesejahteraan para pelaku usaha. Ditambah lagi, dengan menggunakan produk lokal, kita bisa mendapatkan barang yang berkualitas dengan harga yang kompetitif.
Seperti pipa produksi Vinilon jenis uPVC dan HDPE yang sudah mendapatkan verifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) resmi dari Kementerian Perindustrian. Kedua jenis pipa ini juga bisa didaur ulang serta bebas timbal, sehingga aman digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, air minum, dan sistem sanitasi. Untuk pipa HDPE produksi Vinilon juga telah dilakukan pengujian dan telah terbukti food grade.
ADVERTISEMENT
Pipa Vinilon juga mengantongi sertifikasi Green Label Indonesia untuk 6 produknya, yaitu Pipa HDPE untuk air minum, Sambungan Pipa HDPE untuk air minum, Pipa uPVC SNI untuk air minum, Sambungan Pipa uPVC SNI untuk air minum, Pipa uPVC JIS untuk air buangan, dan Sambungan Pipa uPVC JIS untuk air buangan.
Semoga, dengan langkah di atas diharapkan mampu menciptakan pengelolaan keuangan negara yang lebih sehat dan dapat memberikan angin segar bagi pembangunan nasional di Indonesia.