Ramai Isu Dana Haji Mau Dipakai untuk Pemindahan Ibu Kota, Pansus IKN Buka Suara

10 Desember 2021 12:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Visualisasi desain Istana Negara di ibu kota baru. Foto: Bappenas/@suharsomonoarfa
zoom-in-whitePerbesar
Visualisasi desain Istana Negara di ibu kota baru. Foto: Bappenas/@suharsomonoarfa
ADVERTISEMENT
Panitia Khusus (Pansus) Rancangan Undang-Undang Ibu Kota Negara (RUU IKN) DPR RI memastikan tak ada keterlibatan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) maupun penggunaan dana haji dalam pemindahan ibu kota.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut sekaligus merespons kehadiran Kepala BPKH Anggito Abimanyu dalam rapat dengar pendapat umum bersama Pansus IKN kemarin, Kamis (9/12). Di media sosial, warganet mengkhawatirkan kehadiran Anggito itu berhubungan dengan penggunaan dana haji untuk membiayai ibu kota baru.
"Tidak benar. Kita undang Pak Anggito kapasitasnya sebagai ahli ekonomi. Tidak ada hubungannya sama sekali dengan jabatannya saat ini," ujar Ketua Pansus IKN Ahmad Doli Kurnia kepada kumparan, Jumat (10/12).
Menurut Doli, pihaknya mengundang Anggito karena memiliki kapabilitas dan pandangannya yang kritis terhadap ekonomi. Anggito sebelumnya merupakan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan dan Kepala Ekonom BRI.
"Pandangannya serta masukannya sangat kritis, dan itu bagus sekali," jelasnya.
Saat rapat dengar pendapat umum dengan Pansus IKN kemarin, Anggito juga mengatakan bahwa kehadirannya bersifat independen, bukan mewakili BPKH.
ADVERTISEMENT
“Sangat penting sekali kami selaku elemen publik, elemen akademisi dan kebetulan sekarang mendapat amanah di BPKH, namun saya tetap berusaha independen Pak untuk menyampaikan masukan pada rapat pansus,” ujar Anggito dalam RDP IKN bersama DPR RI, Kamis (9/12).
Anggito mengakui, kehadirannya tersebut atas undangan dadakan dari DPR. Meski demikian, Anggito menyatakan dirinya tetap berkomitmen untuk hadir dan menyampaikan pandangannya.
“Pak Doli terima kasih saya sudah diundang. Undangan yang mendadak, tapi Alhamdulillah saya selalu nomor satukan undangan dari DPR,” ujarnya.
Selain Anggito, berdasarkan agenda rapat yang diterima kumparan, DPR juga mengundang beberapa akademisi lain untuk menyampaikan pandangan mereka.
Beberapa ahli yang diundang yaitu Prof Imam B. Prasodjo (Perspektif Sosial Kemasyarakatan), Prof Chatib Basri (Perspektif Ekonomi dan Pendanaan Berkelanjutan), Ketua KPPOD Robert Endi Jaweng dan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Erasmus Cahyadi Terre.
ADVERTISEMENT