Ramai-ramai Bantah Isu Menteri Ekonomi Mundur dari Kabinet Jokowi

19 Januari 2024 6:28 WIB
·
waktu baca 3 menit
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono berfoto bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Foto: Twitter/@KemenPU
zoom-in-whitePerbesar
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono berfoto bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Foto: Twitter/@KemenPU
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dua menteri Presiden Jokowi, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono sedang menjadi sorotan usai diisukan mundur dari Kabinet Indonesia Maju.
ADVERTISEMENT
Hal ini kemudian ditanggapi dengan bantahan dari Istana yang menegaskan seluruh menteri tetap kompak membantu pemerintahan Presiden Jokowi sampai akhir masa jabatan pada Oktober mendatang.
"Seluruh Menteri Kabinet Indonesia Maju tetap kompak dan solid membantu Presiden untuk memimpin penyelenggaraan pemerintahan sampai akhir masa jabatannya," kata Ari Dwipayana kepada wartawan, Kamis (18/1).
Ari bilang, lebih baik mempertanyakan hal ini langsung kepada yang pertama kali mengangkatnya ke ruang publik.
"Terkait isu yang sengaja dilemparkan oleh beberapa pihak bahwa ada menteri yang siap mundur atau tidak nyaman dalam pemerintahan, tanyakan saja ke pihak-pihak yang melontarkan isu tersebut," pungkasnya.
Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana di Kantor Kemensetneg, Jakarta, Jumat (6/10/2023). Foto: Nadia Riso/kumparan

PUPR menanggapi, Basuki tidak lepas jabatan menteri

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kemudian buka suara. Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Mohamad Zainal Fatah mengaku belum tahu kabar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dibujuk untuk mundur dari kabinet.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, kabar tersebut merupakan isu yang terjadi di tahun politik. “Belum tahu, saya juga belum ketemu pak menteri. Ini barusan (tahu Basuki dibujuk mundur) dengan dari sampean, biasa saja ini tahun politik,” ujar Zainal saat ditemui wartawan di Gedung DPR, Kamis (18/1).
Zainal memastikan Menteri PUPR menyelesaikan tugas PUPR yang sedang diamanatkan. Meskipun, Zainal mengaku belum bertemu langsung dengan Basuki dan membahas hal ini.
Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Zainal Fatah. Foto: Akbar Maulana/kumparan
“Enggak ada, saya belum pernah dengar dari pak menteri. Enggak tahu, pokoknya kita komitmen jalanin yang di APBN,” imbuhnya.
Zainal juga enggan berkomentar terkait isu Basuki disebut akan mundur karena kecewa dengan Presiden Jokowi.

Zulhas: jangan bikin isu jelang pemilu

Sementara, kabar akan mundurnya Menteri Keuangan Sri Mulyani ditanggapi oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas. Zulhas meminta agar tidak ada pihak yang suka membuat isu.
ADVERTISEMENT
"Loh, jangan suka bikin isu," kata Zulhas di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (18/1).
"Jangan suka bikin isu, ya. 14 Februari pemilu aja kita lihat nanti yang damai, pemilunya yang gembira, jangan saling menjelekkan satu dengan yang lain. Ini, kan, kompetisi antar keluarga atau saudara," ungkapnya.
Menurutnya, Indonesia sudah melaksanakan pemilu langsung selama hampir 25 tahun. Rakyat pun kondisinya akur meski memiliki pilihan yang berbeda.
Mendag Zulkifli Hasan hadiri forum bisnis RI-AS, di Kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia di New York, Amerika Serikat (AS), Senin (22/11/2023). Foto: Dok. Kemendag
"Tapi enggak ada masalah itu. Enggak ada yang marah-marah, enggak ada yang ngejek satu dengan yang lain, akur, rukun," tuturnya.
Saat ditanya mengapa Sri Mulyani tidak datang ke rapat terbatas membahas beras, Zulhas kembali memastikan tidak ada masalah.
"Orang enggak ada apa-apa, kok, dibahas," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Isu ini pertama kali dilempar pengamat ekonomi senior INDEF Faisal Basri di acara Political Economic Outlook 2024.
"Nah, ayo kita sama-sama membujuk Sri Mulyani, (Menteri PUPR) Pak Basuki, dan beberapa menteri lagi untuk mundur. Itu efeknya akan dahsyat secara moral. Saya dengan Bu Sri Mulyani yang paling siap untuk mundur," kata Faisal Basri, Sabtu (13/1).
Menurutnya, Jokowi tak sepantasnya melanjutkan kepemimpinan nasional dengan mendorong Prabowo Subianto sebagai capres dan berpasangan dengan putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.